Secara
sederhana nutrisi diartikan sebagai substansi makanan yang diperlukan oleh
hewan untuk keberlangsungan proses-proses fisiologis di dalam tubuhnya.
Sedangkan secara spesifik nutrisi bukan hanya meliputi substansi makanan tetapi
juga proses-proses yang dilakukan untuk mendapatkan nutrien tersebut sekaligus
pengolahannya menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh(Santoso, 2009).
Makanan yang secara nutrisi memadai harus memenuhi tiga kebutuhan; bahan bakar
(energi kimia) untuk semua kerja seluler tubuh; bahan mentah organik yang
dipakai hewan dalam biosintesis (kerangka karbon untuk membuat banyak
molekulnya sendiri); dan nutrien esensial, bahan-bahan yang tidak dapat dibuat
oleh hewan itu sendiri dari bahan mentah apapun dan dengan demikian harus
didapatkan dari makanan dalam bentuk siap pakai (Campbell dkk, 2004).
Makronutrien
adalah nutrien yang menghasilkan energi. Makronutrien merupakan nutrien yang
bersama-sama menyediakan sebagian besar energi metabolik bagi organisme. Tiga
nutrien utama dari makronutrien adalah karbohidrat, protein, dan lemak.
Sedangkan, mikronutrien atau mikro mineral adalah mineral esensial yang
dibutuhkan tubuh manusia dalam jumlah yang sangat sedikit (umumnya kurang dari
100mg/hari), kebalikan dari makro mineral yang justru dibutuhkan dalam jumlah besar
(Wikibooks Contributors, 2006).
Hewan pada umumnya dapat mensintesis
sebagian besar asam lemak yang penting untuk membangun lemak tubuh, namun
terdapat beberapa asam lemak esensial yang perlu dikonsumsi karena tidak dapat
disintesis sendiri. Contoh asam lemak esensial bagi mamalia adalah linoleik.
Sedangkan karbohidrat juga merupakan sumber energi utama bagi hewan yang
umumnya digunakan dalam bentuk monosakarida glukosa yang terlibat sebagai bahan
dasar glikolisis. Hewan akan menyimpan kelebihan karbohidrat dalam bentuk
glikogen di hepar dan otot (Santoso, 2009).
A. Karbohidrat
Glukosa
adalah nutrisi yang paling mudah untuk digunakan oleh tubuh. Glukosa adalah
karbohidrat sederhana yang bersirkulasi dalam darah dan merupakan sumber utama
untuk energi otot, sistem saraf pusat, dan merupakan satu-satunya sumber energi
bagi otak. Karbohidrat terbuat dari komponen organik berupa karbon, hidrogen,
dan oksigen (Wikibooks Contributors, 2006).
Terdapat
tiga ukuran dari karbohidrat, dan mereka dibedakan menjadi 2 klasifikasi yaitu
karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat kompleks
(polisakarida). Polisakarida adalah karbohidrat yang paling melimpah
keberadaannya di dalam tubuh bersama dengan glikogen.
Tabel
6. Kelompok utama karbohidrat
Tipe
karbohidrat
|
Contoh
|
Monosakarida
|
- Glukosa
(gula darah)
- Fruktosa
(dapat ditemukan dalam buah-buahan)
- Galaktosa
(dalam gula susu)
- Deoksiribosa
(dalam DNA)
- Ribosa
(dalam RNA)
|
Disakarida
|
- Sukrosa
(gula tebu)
- Laktosa
(gula susu) = glukosa + galaktosa
- Maltosa
= glukosa + glukosa
|
Polisakarida
|
- Glikogen
(bentuk simpanan kerbohidrat pada hewan)
- Pati
(bentuk simpanan karbohidrat pada tanaman; merupakan karbohidrat utama di
makanan)
- Selulosa
(bagian dari dinding sel tumbuhan yang tidak bisa dicerna oleh manusia,
tetapi membantu pergerakan makanan melewati usus halus).
|
(Sumber: Tortora dkk,
2016)
B. Protein
Protein
adalah molekul besar yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Beberapa protein juga terdiri dari sulfur. Dalam keadaan normal, tubuh orang
dewasa terdiri dari 12-18% protein. Struktur protein lebih kompleks
dibandingkan dengan karbohidrat dan lipid. Protein memiliki banyak peran di
dalam tubuh serta merupakan komponen terbesar dalam jaringan tubuh. Enzim
adalah protein yang berfungsi untuk mempercepat reaksi biokimia. Protein
lainnya bekerja sebagai “mesin” yang mengendalikan kontraksi otot. Antibodi
adalah protein yang bertugas melawan serangan mikroba. Beberapa hormon yang
meregulasi homeostasis juga merupakan hormon (Tortora dkk, 2016).
Protein
membentuk hormon, enzim, dan antibodi; bagian dari cairan dan regulasi
elektrolit, yang merupakan efek penyangga pH dan alat pengangkut nutrien.
Contohnya adalah oksigen yang membawa hemoglobin ditemukan di sel darah merah.
Tiap protein terbentuk dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, serta
sebuah molekul inorganik, hal yang membedakan mereka dari makronutrien lainnya.
Asam amino adalah komponen penyusun dari protein sedangkan polipeptida adalah
kelompok dari 1000 asam amino atau lebih yang terikat bersama (Wikibooks
Contributors, 2006).
Hewan
juga memerlukan 20 asam amino untuk mengsintesis protein dan sebagian besar
hewan dapat mengsintesis sendiri asam amino tersebut jika terdapat nitrogen
organik dalam bahan makanan yang dikonsumsinya. Sedangkan asam amino esensial
yang tidak dapat disintesis sendiri dalam tubuh harus diperoleh dari bahan
makanan. Ada sekitar 8 macam asam amino esensial bagi kebanyakan hewan yaitu
isoleusin, lisin, valin, threoinin, fenilalanin, leusin, triptofan dan
metionin. Pada juvenil selain asam amino tersebut juga terdapat asam amino
esensial lainnya yang diperlukan yaitu histidin (Santoso, 2009).
Tabel
7. Berbagai tipe protein dalam tubuh
Tipe Protein
|
Fungsi
|
Struktural
|
Pembungkus
struktural dari berbagai macam bagian tubuh. Contoh: kolagen dalam tulang,
dan jaringan penghubung lainnya; keratin pada kulit, rambut, dan kuku jari.
|
Regulasi
|
Berfungsi
sebagai hormon yang meregulasi berbagai proses fisiologi; sebagai perantara
respons pada sistem saraf; mengkontrol pertumbuhan dan perkembangan; sebagai
neurotransmitter. Contoh: hormon insulin (meregulasi kadar gula darah);
neurotransmitter, dikenal sebagai substansi P (perantara sensasi sakit pada
sistem saraf).
|
Kontraktil
|
Mengizinkan
terjadinya pemendekan sel otot, yang memproduksi pergerakan. Contoh: miosin,
aktin.
|
Immunologi
|
Membantu
respons untuk melindungi tubuh dalam melawan substansi asing dan menyerang
patogen. Contoh: antibodi , interleukin.
|
Tranport
|
Membawa
substansi penting sepanjang tubuh. Contoh: hemoglobin (membawa banyak oksigen
dsn beberapa karbon dioksida dalam darah).
|
Katalis
|
Berperan
sebagai enzim yang meregulasi reaksi biokimia. Contoh: amilase pada saliva,
sukrase; ATPase.
|
(Sumber: Tortora dkk,
2016).
C. Lipid
Lipid
berfungsi sebagai energi yang tersimpan (jaringan adiposa), perlindungan organ,
regulasi suhu, isolasi (penyekatan) seperti myelin yang menyelimuti sel saraf,
membran lipid yang mengelilingi sel, serta pengemulsi agar menjaga lemak tetap
terbuang dalam cairan tubuh(Wikibooks Contributors, 2006).Lipid menyusun 18-25%
dari massa tubuh orang dewasa. Seperti karbohidrat, lipid mengandung karbon,
hidrogen, dan oksigen. Namun, tidak seperti karbohidrat, lipid tidak memiliki
rasio 2:1 pada hidrogen dan oksigen yang dimilikinya. Proporsi atom
elektronegatif oksigen dalam lipid biasanya lebih kecil dibandingkan dnegan
karbohidrat, sedikit terdapat lebih sedikit ikatan kovalen polar. Sebagai
hasilnya, kebanyakan lipid tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air.
Agar menjadi lebih larut dalam plasma darah, molekul lipid berikatan dengan
molekul protein hidrofilik. Hasil dari gabungan lipid-protein disebut
lipoprotein. Lipoprotein dapat larut karena protein berada di sisi luar
sedangkan lipid berada di dalamnya (Tortora dkk, 2016).
Selain
lipoprotein, terdapat tipe lipid lainnya yang dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut.
Tabel
8. Berbagai tipe lipid dalam tubuh
Tipe Lipid
|
Fungsi
|
Asam Lemak
|
Digunakan
untuk sintesis trigliserida dan fosfolipid; atau dikatabolisasi untuk menghasilkan
ATP.
|
Trigliserida
(lemak dan minyak)
|
Perlindungan,
isolasi, penyimpanan energi.
|
Fosfolipid
|
Komponen lipid
utama pada membran sel.
|
Steroid
- Kolesterol
- Empedu
- Vitamin
D
- Hormon
adrenokortikal
- Hormon
seks
|
Komponen kecil
pada semua membran sel hewan; penyusun utama dari empedu, vitamin D, dan
hormon steroid.
Diperlukan
dalam proses pencernaan dan absorpsi lipid dalam makanan.
Membantu
mengatur kadar kalsium dalam tubuh; diperlukan dalam pertumbuhan dan
perbaikan tulang.
Berperan dalam
mengatur metabolisme, perlawanan terhadap stres, dan keseimbangan air dan
garam.
Merangsang
fungsi reproduksi dan karakteristik seksual.
|
Eikosanoid
|
Memiliki
berbagai macam efek dalam memodifikasi respons ke hormon, penggumpalan darah,
inflamasi, imunitas, sekresi asam lambung, kerusakan lipid, dan kontraksi
otot polos (smooth muscle)
|
Lipid lainnya
- Karoten
- Vitamin
E
- Vitamin
K
- Lipoprotein
|
Diperlukan
untuk mensintesis vitamin A (biasanya membuat pigmen penglihatan pada mata);
berfungsi sebagai antioksidan.
Mempercepat
penyembuhan luka, mencegah perlukaan pada jaringan, berkontribusi dalam
normalnya struktur dan fungsi dari sistem saraf, dan berfungsi sebagai
antioksidan.
Diperlukan
untuk sintesis protein dalam penggumpalan darah.
Transportasi
lipid dalam darah, membawa trigliserida dan kolesterol ke jaringan, dan
membuang kelebihan kolesterol dalam darah.
|
(Sumber: Tortora dkk,
2016).
D. Vitamin
Vitamin
adalah molekul organik yang diperlukan dalam makanan dalam jumlah yang sangat
kecil dibandingkan dengan jumlah asam amino esensial dan asam lemak yang
diperlukan oleh hewan dalam jumlah yang sangat besar. Jumlah vitamin yang
sangat kecil sudah mencukupi, dari sekitar 0,01 hingga 100mg per hari,
bergantung pada jenis vitaminnya. Akan tetapi, defisiensi vitamin dapat
menyebabkan permasalahan yang berat (Campbell dkk 2004).
Vitamin
termasuk mikronutrien yang sebagian besar tidak dapat diproduksi oleh tubuh
sehingga harus didapatkan dari makanan. Terdapat dua kelompok vitamin yaitu
yang dapat larut dalam air dan dapat larut dalam lemak. Vitamin yang larut
dalam air akan diekskresikan jika jumlahnya berlebihan, sementara vitamin yang
larut dalam lemak akan disimpan dalam tubuh. Contoh vitamin yang larut dalam
air adalah vitamin C dan vitamin B. Sedangkan, vitamin yang larut dalam lemak
adalah vitamin A, D, E, dan K. Masing-masingnya memegang peranan penting dalam
proses fisiologis tubuh terutama sebagai koenzim (Santoso, 2009). Selengkapnya
mengenai jenis-jenis vitamin dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel
9. Daftar vitamin beserta sumber dan
peran fisiologisnya bagi tubuh hewan
Jenis
Vitamin
|
Vitamin
|
Sumber
|
Peran
Fisiologis
|
Vitamin yang larut dalam lemak
|
A (retinol)
|
Sayur dan
buah-buahan yang berwarna hijau gelap dan oranye gelap, serta retinol dalam
produk susu
|
Komponen
pigmen penglihatan, penjaga struktur epitel, antioksidan, membantu mencegah
kerusakan lipid membran sel.
|
D
(kalsiferol/ergosterol)
|
Produk yang
berasal dari susu, kuning telur, serta dibentuk pula dalam kulit manusia
(dengan bantuan sinar matahari)
|
Memacu
pertumbuhan tulang sejati serta berperan dalam absorbsi dan penggunaan fosfor
dan kalsium.
|
|
E (tokoferol)
|
Minyak sayur,
kacang-kacangan, dan biji-bijian
|
Sebagai
antioksidan dan membantu mencegah kerusakan lipid pada membran sel
|
|
K (filoquinon)
|
Sayur-sayuran,
teh, juga dapat dibentuk dengan cara disintesis dalam tubuh (kolon) oleh
mikroba.
|
Penting dalam
proses pembekuan/penggumpalan darah.
|
|
Vitamin yang larut dalam air
|
B-1 (thiamin)
|
Polong-polongan,
biji-bijian, daging, kacang tanah
|
Sebagai
koenzim dalam pelepasan CO2 dari ikatan organik.
|
B-2 (riboflavin)
|
Daging, susu,
sayur, biji-bijian
|
Komponen
koenzim FAD dan FMN
|
|
Niacin/as,
nikotin
|
Biji-bijian,
daging, kacang-kacangan
|
Komponen
koenzim NAD+ dan NADP+
|
|
B-6
(Piridoksin)
|
Daging,
sayuran, biji-bijian
|
Koenzim dalam
metabolisme asam amino
|
|
Asam
pantotenat
|
Daging, susu,
biji-bijian
|
Komponen
asetil koenzim A
|
|
Asam folat
(folasin)
|
Daging,
sayuran
|
Koenzim
dalam metabolisme asam nukleat dan asam amino, pembentukan bumbung neural
saat perkembangan embrio
|
|
B-12
|
Daging, telur,
susu
|
Koenzim
dalam metabolisme asam nukleat dan pematangan eritrosit.
|
|
Biotin
|
Legum,
sayuran, daging
|
Koenzim
dalam sintesis lemak, glikogen, dan asam amino
|
|
C (as,
askorbat)
|
Sayuran dan
buah
|
Penting
dalam sintesis kolagen, (tulang, kartilago, dan elemen matriks), antioksidan,
membantu absorbsi Fe, membantu proses detoksifikasi
|
(Sumber: Santoso (2009) dan Campbell
(2004)).
Vitamin-vitamin
yang larut dalam air dapat dikendalikan sedemikian rupa konsentrasinya dalam
tubuh sehingga jika kelebihan akan segera dinetralisir melalui mekanisme
ekskresi di ginjal. Oleh karenanya vitamin yang larut dalam air tidak bersifat
toksik jika kelebihan kadarnya. Sedangkan vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak sukar untuk diatur kadarnya jika terlalu berlebihan (overdosis) karena tidak dapat dikurangi melalui mekanisme sekresi
di ginjal secara cepat. Terkadang akan menumpuk di dalam jaringan lemak
sehingga dapat bersifat toksik. Jika terjadi defisiensi terhadap seluruh
kelompok vitamin tersebut, maka akan memberikan efek fisiologis yang beragam
tergantung kepada intensitas defisiensi dan komponen fisiologis apa yang
dipengaruhinya (Santoso, 2009).
E. Mineral
Mineral
adalah nutrien anorganik, yang umumnya diperlukan dalam jumlah yang sangat
kecil—mulai kurang dari 1 mg hingga sekitar 2500 mg per hari, bergantung pada
jenis mineralnya. Seperti juga vitamin, kebutuhan mineral bervariasi sesuai
dengan spesies hewan. Manusia dan vertebrata lain memerlukan kalsium dan fosfor
dalam jumlah yang relatif besar untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang.
Kalsium juga diperlukan untuk fungsi normal saraf dan otot, dan fosfor juga
merupakan unsur pembentuk ATP dan asam nukleat (Campbell dkk, 2004). Senyawa
mineral sangat esensial bagi tubuh hewan dan dibutuhkan dalam kuantitas sangat
kecil tetapi memegang fungsi kunci pada proses produksi energi, pertumbuhan,
dan perkembangan. Mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu makronutrien
yang diperlukan dalam kuantitas relatif banyak, dan mikronutrien yang
diperlukan dalam kuantitas sangat rendah (Santoso, 2009).
Tabel
10. Daftar
zat mineral esensial beserta sumber dan peran fisiologisnya bagi tubuh hewan
Mineral
|
Sumber
|
Peran
Fisiologis
|
|
Makro-nutrien
|
Kalsium (Ca)
|
Sayur-sayuran
yang berwarna hijau gelap, legum, produk susu
|
Pembentukan
tulang dan gigi, pembekuan darah, fungsi saraf dan otot
|
Fosfor (P)
|
Daging, biji-bijian, susu
|
Pembentukan
tulang dan gigi, keseimbangan asam-basa, sintesis nukleotida
|
|
Sulfur (S)
|
Protein dan
bahan makanan
|
Komponen asam
amino
|
|
Potasium (K)
|
Sayur-sayuran,
biji-bijian dan buah, susu
|
Keseimbangan
asam-basa, keseimbangan air, fungsi saraf
|
|
Klorin (Cl)
|
Garam-garam
|
Keseimbangan
asam-basa, keseimbangan air, fungsi saraf
|
|
Natrium (Na)
|
Garam-garam
|
Keseimbangan
asam-basa, keseimbangan air, fungsi saraf
|
|
Mikro-nutrien
(trace element)
|
Besi (Fe)
|
Daging, telur,
legum, sayur hijau
|
Komponen
Hb, metabolisme
|
Magnesium (Mg)
|
Biji-bijian,
sayur hijau
|
Komponen
utama enzim, kerja saraf
|
|
Fluorin (F)
|
Air minum,
teh, makanan, dari laut
|
Pemeliharaan
struktur gigi dan tulang
|
|
Seng (Zn)
|
Daging,
makanan dai laut, biji-bijian
|
Komponen
utama enzim pencernaan dan protein
|
|
Tembaga (Cu)
|
Makanan dari
laut, kacang, daging
|
Komponen
enzim dalam metabolisme sel
|
|
Mangan (Mn)
|
Makanan dari
laut, kacang, daging
|
Komponen
utama enzim
|
|
Iodin (I)
|
Garam beriodium,
makanan dari laut, susu
|
Komponen
hormon tiroid
|
|
Kobalt (Co)
|
Daging dan
susu
|
Komponen
vitamin B12
|
|
Selenium (Se)
|
Makanan laut,
daging, biji-bijian
|
Komponen
enzim, terlibat dalam aktivitas fisiologis vitamin E
|
|
Molibdenum
(Mo)
|
Legum,
beberapa sayuran dan biji-bijian
|
Komponen
enzim
|
|
Kromium (Cr)
|
Makanan hepar,
daging, makanan laut, beberapa jenis sayur
|
Terlibat
dalam metabolisme glukosa dan energy
|
(Sumber: Santoso (2009) dan Campbell
(2004)).
F. Gangguan Nutrisi
Begitu
banyak penyakit/gangguan yang terjadi akibat dari tubuh yang kekurangan nutrisi
dalam menunjang kegiatan metabolismenya. Berikut adalah beberapa contoh
kelainan yang disebabkan oleh defisiensi maupun kelebihan nutrisi dalam tubuh.
1.
Anorexia nervosa
Anorexia
nervosa adalah diagnosis kejiwaan yang menggambarkan tentang kelainan makan
yang ditandai dengan berat badan yang rendah dan penyimpangan bentuk tubuh
serta ketakutan akan meningkatnya berat badan. Seseorang yang mengidap anorexia
sering mengendalikan berat badan dengan cara sengaja menjadi kelaparan, purging, muntah, olahraga berlebihan,
atau melakukan tindakan pengendalian berat badan lainnya.
2. Gangguan
akibat defisiensi maupun kelebihan vitamin
Gangguan
maupun akibat dari terjadinya kekurangan (defisiensi) atau kelebihan vitamindalam
tubuh dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 11. Penyakit yang ditimbulkan akibat
kekurangan/kelebihan vitamin
Vitamin
|
Gejala/akibat
defisiensi atau kelebihan
|
A (retinol)
|
Penglihatan menjadi bermasalah
(pandangan buram dsb), kulit kering hingga bersisik, nyeri di kepala,
iritabilitas, kerontokan rambut, gangguan pada hati dan tulang.
|
D (kalsiferol/ergosterol)
|
Adanya bentuk tulang yang tidak sesuai
(riketsia) pada anak-anak sedangkan terjadi pelunakkan tulang pada orang
dewasa, serta gangguan pada otak, ginjal, dan kardiovaskuler.
|
E (tokoferol)
|
Memungkinkan terjadi anemia.
|
K (filoquinon)
|
Adanya kerusakan hati, anemia, dan
gangguan pada penggumpalan darah.
|
B1 (thiamin)
|
Beri-beri, anemia
|
B2 (riboflavin)
|
Timbulnya perlukaan pada kulit seperti
luka di sudut mulut menyerupai sariawan
|
Niacin/as, nikotin
|
Timbulnya luka pada gastrointestinal
dan kulit, kerusakan hati, gangguan saraf, kemerahan pada wajah dan tangan.
|
B6 (Piridoksin)
|
Timbulnya iritasi, kejang otot,
anemia, gangguan pada koordinasi, ketika berjalan terasa gemetar, kaki
menjadi mati rasa.
|
Asam pantotenat
|
Kelelahan, kaki dan tangan mati rasa
atau kesemutan.
|
Asam folat (folasin)
|
Gangguan
gastrointestinal, anemia, membuat gejala defisiensi vitamin B12
menjadi tidak tampak.
|
B12
|
Gangguan
sistem saraf, anemia.
|
Biotin
|
Kulit menjadi
bersisik dan meradang, gangguan pada neuromuskuler
|
C (as, askorbat)
|
Melambatnya
penyembuhan pada luka, sariawan, gangguan pada sistem imunitas dan
gastrointestinal.
|
3. Gangguan
akibat defisiensi mineral
Gangguan
maupun akibat dari terjadinya kekurangan (defisiensi) mineral dalam tubuh dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 12. Penyakit yang
ditimbulkan akibat kekurangan mineral
Mineral
|
Gejala/akibat
|
Kalsium (Ca)
|
Gangguan pada pertumbuhan, menyebabkan
hilangnya massa tulang.
|
Fosfor (P)
|
Hilangnya mineral dan kalsium pada
tulang, tubuh menjadi lemah.
|
Sulfur (S)
|
Munculnya gejala kekurangan protein
|
Potasium (K)
|
Kelumpuhan, adanya rasa mual, lemah
otot, gagalnya fungsi jantung.
|
Klorin (Cl)
|
Selera
makan yang hilang, otot menjadi kejang
|
Natrium (Na)
|
Kejang
otot, selera makan hilang
|
Besi (Fe)
|
Anemia,
gangguan pada sistem imunitas, tubuh menjadi lemah
|
Magnesium (Mg)
|
Gangguan
pada sistem saraf
|
Fluorin (F)
|
Rentan
terjadi pembusukan gigi
|
Seng (Zn)
|
Menghambat
pertumbuhan, peradangan kulit hingga menjadi bersisik, gangguan reproduksi,
serta gangguan pada sistem imunitas
|
Tembaga (Cu)
|
Anemia,
perubahan tulang dan kardiovaskuler
|
Mangan (Mn)
|
Tidak
normalnya osteon dan kartilago
|
Iodin (I)
|
Pembengkakan
kelenjar tiroid (gondok)
|
Kobalt (Co)
|
Tidak
ada
|
Selenium (Se)
|
Nyeri
otot, diduga menyebabkan rusaknya otot jantung
|
Molibdenum (Mo)
|
Gangguan
pada metabolisme glukosa
|
Kromium (Cr)
|
Gangguan
pada proses ekskresi senyawa bernitrogen
|
Untuk melihat daftar pustaka/sumber referensi dan materi Fisiologi Hewan lainnya, silahkan klik link di bawah ini:
No comments:
Post a Comment