Beranda

Saturday, February 27, 2021

Materi Pencemaran Lingkungan - Kelas 7 / 1 SMP

MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

 Pencemaran Lingkungan Hidup : Pengertian, Macam, Penyebabnya - Lingkungan  Hidup

Aktivitas manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak yang tidak baik pada lingkungan. Contohnya untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Di daerah yang padat penduduknya apabila tidak didukung oleh tempat pembuangan sampah maka sampah akan dibuang di tempat yang tidak semestinya, contohnya di sungai atau danau, hal ini akan menimbulkan pencemaran air dan tanah. Alat transportasi yang bertambah akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan pada ekosistem. Untuk itu kita harus selalu menjaga lingkungan kita (Abdiman, 2014).

 

Thursday, December 31, 2020

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan - Rumus Bunga dan Diagram Bunga (Flos)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota. Bunga merupakan sebagian dari cara reproduksi seksual yang menghasilkan biji, dan akhirnya dari bijilah diperoleh tumbuhan baru (Tjitrosomo, 1983).
Bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan adalah bunga. Dalam mendeskripsikan bunga, selain dengan kata-kata, dapat ditambahkan dengan gambar-gambar yang melukiskan bagian-bagian bunga atau berupa diagram bunga. Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya (Tjitrosoepomo, 1995).
Untuk memudahkan mengamati bagian-bagian bunga yang terdiri dari tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum),  kelopak  (calyx),  mahkota  (corolla),   benang sari (stamen), dan putik (pistillum) secara singkat dapat ditulis dengan menggunakan rumus bunga atau dengan diagram bunga untuk memudahkan kita dalam mengidentifikasi suatu bunga.

Mikrobiologi - Perhitungan Jumlah Mikroba


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Kehadiran mikroba pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Ada hasil metabolisme spesies mikroba tertentu pada makanan dibutuhkan dan digemari oleh manusia. Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikroba yaitu dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan hitungan cawan. Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak dan mudah digunakan (Brady, 1999).
Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antar lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) yang menggunakan mikroskop serta ruang hitung (haemositometer) atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter (coulter counter) (Zaraswati, 2004).

Tuesday, December 29, 2020

RUN BTS Eps.126 - Eng Sub / Indo Sub - Download Run BTS! "VLIVE" - Bangtan Sonyeondan Free Download






Setelah sukses dengan berbagai konten menariknya di channel Youtube mereka, BTS pun mulai melebarkan sayapnya dalam Aplikasi terkenal VLive. Teen.co.id bahkan menuliskan jika BTS VApp adalah salah satu kurikulum wajib yang harus dipelajari oleh A.R.M.Y. Untuk Army senior, udah pasti hafal nih dengan berbagai macam variety show nya Bangtan, dan untuk Army junior (read: yang baru saja terjerumus ke dunianya bangtan dan dijamin nggak bisa keluar lagi ), disarankan untuk segera deh pelajari setiap kurikulum wajib tentang BTS, sebelum ketinggalan jauh 😀. BTS di V App sendiri tayang pertama kali pada 15 Juli 2015 yang berisi teaser berjudul BTS V app Preview & BTS V app Self CF (32' ver.), dan selanjutnya diikuti dengan konten-konten menarik lainnya seperti kuis yang berjudul Bangtan Gayo, ada variety yang berisi tentang bangtan yang harus menyelesaikan misi yang diberikan berjudul Run BTS!, ada pula Bon Voyage yang berisi perjalanan BTS di beberapa negara di belahan dunia, dan tak turut ketinggalan ada pula acara perilisan album bangtan yang biasanya disiarkan tepat beberapa jam sebelum album mereka dirilis.

Sunday, September 16, 2018

Fisiologi Hewan: Daftar Pustaka

REFERENSI

Andriyani, R., Triana A., Juliarti W. 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi dan Perkembangan. Yogyakarta: Deepublish.

Balai Teknologi Informasi LIPI. 2009. BAB II: Sistem Peredaran Darah dan Sistem Ekskresi. Online: http://www.bit.lipi.go.id/pangan-kesehatan/index.php/artikel-kolesterol/103-sistem-peredaran-darah-dan-sistem-ekskresi.

Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi (Sistem Pernapasan dan Sistem Kardiovaskuler). Penerjemah: Asih, Ni Luh Gede Yasmin; Ester, Monica. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Campbell, N. A., Reece J.B., Mitchell L.G. 2004. Biologi. Edisi Kelima, Jilid III. Penerjemah: Wasmen Manalu. Editor: Amalia Safitri. Jakarta: Erlangga.

Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

Lantu, S. 2010. “Osmoregulasi pada Hewan Akuatik”. Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol. VI (1). 46-50. Online: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JPKT/article/view/117/114.

National Institutes of Health. 2003. Understanding the Immune System: How it Works. U.S Department of Health and Human Services.

Okonkwo, N.J. 2015. Transport in Animals. Online: https://www.researchgate.net/ publication/284027527.

Fisiologi Hewan: Reseptor dan Efektor


A.      Reseptor Sensoris
Sensasi, dan persepsi yang dikembangkan di otak, diawali oleh resepsi sensoris (sensory reception), yaitu deteksi suatu energi suatu stimulus oleh sel-sel sensoris. Sebagian besar reseptor sensoris adalah neuron atau sel-sel epitelium yang terspesialisasi (khusus) yang terdiri dari sel itu sendiri atau dalam kelompok dengan jenis sel lain di dalam organ sensoris, seperti mata dan telinga. Berdasarkan asal stimulus yang dideteksi, reseptor sensoris dibedakan menjadi 2 macam, yaitu eksteroreseptor dan interoreseptor. Eksteroreseptor mendeteksi stimulus dari luar tubuh, seperti panas, cahaya, tekanan dan bahan kimia, sedangkan interoreseptor mendeteksi stimulus yang berasal dari dalam tubuh, seperti tekanan darah dan posisi tubuh (Campbell dkk, 2004).
Pada umumnya, reseptor bekerja secara khusus. Artinya, reseptor tertentu hanya akan menerima rangsang jenis tertentu. Jadi dalam satu individu hewan, dapat ditemukan berbagai macam reseptor. Dalam sistem saraf, reseptor biasanya berhubungan dengan saraf sensorik, sedangkan efektor berhubungan erat dengan saraf motorik. Reseptor bertugas sebagai transduser (pengubah energi), yaitu mengubah energi dari suatu bentuk tertentu menjadi bentuk energi yang lain. Pada saat sampai di reseptor, semua energi dalam bentuk apapun akan segera diubah menjadi energi listrik, yang selanjutnya akan membawa kepada perubahan elektrokimia sehingga timbul potensial aksi (Isnaeni, 2006).

Fisiologi Hewan: Sistem Pencernaan


Energi yang digunakan oleh hewan untuk mempertahankan kondisi homeostasis, diperoleh hewan melalui asupan makanan yang ia makan. Namun, karena molekul pada makanan yang masuk umumnya masih terlalu besar atau masih dalam keadaan kompleks, mengakibatkan energi yang ada pada makanan tidak mampu langsung diserap oleh tubuh. Oleh karena itu, agar molekul di dalamnya dapat diserap oleh tubuh hewan, makanan yang masuk harus melalui beberapa tahap yang disebut dengan proses pencernaan. Hal inilah yang mendasari adanya sistem pencernaan di dalam tubuh hewan. Pada bab ini, anda akan mempelajari tentang
A.      Fungsi Sistem Pencernaan
Tahap pertama di dalam sistem pencernaan dimulai bahkan sebelum makanan masuk ke dalam mulut. Ketika hewan atau manusia mencium atau melihat makanan yang akan dimakan, mereka mulai mengeluarkan air liur sebagai antisipasi untuk makan, begitulah awal mula dari proses pencernaan (Wikibooks Contributors, 2006).