Beranda

Wednesday, July 25, 2018

Fisiologi Hewan: HOMEOSTASIS


Homeostasis (homeo = kesamaan, -stasis = kedudukan yang tetap) adalah kondisi keseimbangan sistem yang ada di dalam tubuh, disebabkan oleh adanya interaksi yang konstan dari banyak proses regulasi dalam tubuh. Homeostasis adalah kondisi dinamis, sebagai respons dari kondisi yang berubah (Tortora dkk, 2016).
A.      Konsep Homeostasis
Secara umum, kondisi lingkungan eksternal sangat tidak konstan. Akan ada perubahan temperatur, ketersediaan air, konsentrasi gas, pH dan sebagainya. Perubahan- perubahan tersebut mungkin akan terjadi pada periode harian atau musiman, dan akan memberikan tantangan bagi fungsi normal hewan. Jika lingkungan eksternal berubah juga akan memberikan efek terhadap cairan tubuh hewan yang menjadi penyusun lingkungan internal mengalami perubahan. Jika terjadi perubahan yang besar maka akan berdampak kepada keseluruhan sistem fisiologis hewan sehingga sangat berisiko bagi kelangsungan hidupnya. Oleh sebab itu, hewan semaksimal mungkin harus mempertahankan kondisi lingkungan internal tersebut agar tidak berubah kendati kondisi lingkungan berubah. Kebutuhan absolut hewan untuk mempertahankan kondisi internalnya dalam keadaan konstan dikenal sebagai homeostasis (Santoso, 2009).
Aspek terpenting dari homeostasis adalah memelihara dan menjaga volume serta komposisi dari cairan tubuh dan air yang mengandung molekul kimia di dalam sel. Cairan di dalam sel disebut cairan intraseluler. Cairan di luar sel tubuh disebut cairan ekstraseluler. Cairan ekstraseluler yang mengisi celah sempit di antara sel dan jaringan dikenal sebagai cairan interstitial. Penyebutan cairan ekstraseluler berbeda-beda tergantung pada keberadaannya di dalam tubuh, seperti cairan ekstraseluler di dalam pembuluh darah yang disebut plasma darah, di dalam pembuluh limfa disebut cairan getah bening, di dalam sendi disebut cairan synovial, dan di dalam mata disebut aqueous humour dan viterous body (Tortora dkk, 2016).
Konsep homeostasis pertama kali muncul di bidang fisiologi di Francis abad ke- 19. Seorang ahli fisiologi Perancis bernama Claude Bernard yang pertama kali mendeskripsikan dari hasil penelitiannya tentang betapa pentingnya stabilitas lingkungan internal hewan. Dia mengistilahkan lingkungan internal dengan milieu interieur. Lingkungan internal ini telah berkembang sebagaimana hewan mengalami perkembangannya, dan dengan itu terdapat berbagai organ fisiologis penting yang akan mempertahankan kondisinya agar tetap konstan. Homeostasis adalah tema sentral dalam fisiologi. Terdapat sejumlah contoh yang sangat banyak dari homeostasis. Ketika hewan menjadi semakin kompleks dan terspesialisasi sepanjang proses evolusinya, maka homeostasis juga menjadi semakin penting bagi fisiologis tubuh. Sebagian hewan juga tidak mempertahankan kondisi lingkungan internalnya untuk menjadi berbeda dengan lingkungan luar sehingga perubahan apapun di luar akan tercermin dari perubahan di dalam lingkungan internal. Kelompok ini disebut konformer. Akan tetapi, terdapat batasan-batasan terhadap derajat perubahan yang terjadi yang dapat ditolerir oleh hewan, jika melewati batas toleransi akan menyebabkan kematian atau setidaknya kerusakan yang signifikan. Oleh sebab itulah, sebagian besar hewan maju justru mempertahankan kondisi internalnya untuk berbeda terhadap kondisi eksternal (yang disebut kelompok regulator). Dalam kondisi ini, lingkungan internal diregulasi melalui mekanisme-mekanisme kompleks yang tercakup dalam proses homeostasis sehingga kondisi yang ada tetap berbeda dan perbedaan itu relatif konstan (Santoso, 2009).
Gambar 1. Contoh dari mekanisme konformer (a) yang berbeda dengan mekanisme regulasi (b) terhadap variabel suhu internal sehubungan dengan perubahan suhu eksternal
(Sumber: Santoso, 2009)

Cairan yang mengelilingi sel-sel hewan dalam berbagai hal memiliki komposisi yang cukup berbeda dengan lingkungan eksternal yang berada di sekitar tubuh hewan. Misalnya hewan terrestrial, memiliki cairan tubuh yang dikelilingi oleh lingkungan eksternal berupa udara, atau hewan akuatis yang dikelilingi oleh lingkungan eksternal berupa air. Hal yang harus dilakukan oleh hewan adalah untuk menjaga cairan tubuhnya dalam kondisi relatif konstan seperti konsentrasi ion-ionnya, gas terlarut, level nutrien dan lain-lainnya (Santoso. 2009).

B.       Sistem Kontrol Homeostasis
Sistem kontrol homeostasis adalah suatu jalinan komponen-komponen tubuh yang saling berhubungan secara fungsional dan bekerja untuk mempertahankan suatu faktor dalam lingkungan internal agar relatif konstan di sekitar suatu tingkat optimal. Untuk mempertahankan homeostasis, sistem kontrol harus mampu: (1) mendeteksi penyimpangan dari nilai normal faktor internal yang perlu dijaga dalam batas-batas yang sempit; (2) mengintegrasikan informasi ini dengan informasi lain yang relevan; dan (3) melakukan penyesuaian yang tepat dalam aktivitas bagian-bagian tubuh yang bertanggung jawab memulihkan faktor tersebut ke nilai yang diinginkan (Sherwood, 2009).
1.         Sistem kontrol homeostasis umpan balik (feedback)
Sistem feedback/feedback loop adalah siklus dari kejadian ketika status kondisi tubuh dimonitor, dievaluasi, diubah, dimonitor kembali, dan begitu seterusnya. Berbagai variabel yang dimonitor, seperti suhu tubuh, tekanan darah, atau kadar gula darah, disebut sebagai “controlled condition” (kondisi yang dikontrol). Berbagai gangguan yang mengubah “controlled condition” disebut sebagai stimulus. Sistem feedback memiliki 3 komponen dasar, yaitu reseptor, pusat kontrol/integrasi, dan efektor (Tortora dkk, 2016).
Antara reseptor dan pusat integrasi dihubungkan oleh saraf sensorik, sedangkan antar pusat integrasi dan efektor dihubungkan oleh saraf motorik. Reseptor berperan sebagai pemantau perubahan yang terjadi di lingkungan, baik lingkungan luar maupun lingkungan dalam tubuh hewan. Dalam sistem hidup, reseptor berfungsi sebagai transduser biologis, yaitu komponen struktural dalam tubuh hewan yang memiliki kemampuan untuk mengubah suatu bentuk energi yang dideteksi dari lingkungan (misalnya energi listrik dan energi kimia) melalui serabut saraf aferen menuju pusat integrasi (pusat pengatur/kontrol) (Isnaeni, 2006).
Pusat integrasi pada hewan biasanya berupa otak atau korda spinalis. Peran pusat integrasi ialah membandingkan informasi yang diterimanya dengan keadaan yang seharusnya (keadaan yang diharapkan). Jika informasi yang diterima tidak sama dengan keadaan yang seharusnya, contohnya ketika suhu tubuh yang lebih tinggi atau lebih rendah dari suhu ideal 37oC, hipotalamus sebagai pusat integrasi pengendalian suhu tubuh dengan sistem umpan balik negatif akan memerintahkan efektor untuk memberikan tanggapan yang dapat menurunkan atau menaikkan suhu tubuh, misalnya dengan cara berkeringat, melebarkan pembuluh darah di kulit, dan melakukan upaya lainnya. Efektor sendiri merupakan organ dalam tubuh hewan yang berfungsi sebagai organ penghasil tanggapan biologis, yang dapat berupa sel otot atau kelenjar, dan bekerja atas perintah dari pusat integrasi (Isnaeni, 2006).
Gambar 2. Komponen dasar, susunan, dan mekanisme dari sistem umpan balik.
(Sumber: dimodifikasi dari Tortora dkk, 2016).
Umpan balik terbagi atas dua yaitu negatif dan positif. Umpan balik negatif dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan sebuah variabel yang dilawan oleh suatu respons yang cenderung berkebalikan dengan perubahan tersebut. Sebagai contoh, pada burung dan mamalia yang harus menjaga suhu tubuhnya, peningkatan suhu tubuh akan menghasilkan respons-respons spesifik yang akan mengembalikan suhu tubuh ke keadaan normal. Jadi, umpan balik negatif berperan dalam menjaga stabilitas fisiologis tubuh (Santoso, 2009).
Gambar 3. Sistem umpan balik negatif pada proses penurunan tekanan darah.
(Sumber: dimodifikasi dari Tortora dkk, 2016).
Hal ini kontras dengan sistem umpan balik positif dimana perubahan awal pada suatu variabel akan menghasilkan perubahan yang lebih lanjut pada arah yang sama. Secara garis besar, sistem umpan balik positif hanya memiliki peran sangat kecil dalam menjaga homeostasis. Salah satu contohnya adalah koagulasi atau pembekuan darah. Proses koagulasi bekerja berdasarkan mekanisme umpan balik positif dan dapat dianggap sebagai suatu proses yang terlibat dalam menjaga volume sirkulasi darah agar tetap konstan (Santoso, 2009). Selain terlibat dalam pembekuan darah, sistem umpan balik positif juga terlibat dalam fungsi sel saraf (Isnaeni, 2006).
Gambar 4.Sistem umpan balik positif pada kelahiran bayi.
(Sumber: dimodifikasi dari Tortora dkk, 2016).
2.         Sistem kontrol homeostasis umpan ke depan (feed forward)
Kendati sistem umpan balik negatif sangat penting bagi penjaga homeostasis tubuh, ada metode fisiologis lainnya dimana kontrol lingkungan internal juga dilakukan sedemikian rupa. Mekanisme tersebut adalah umpan ke depan (feed forward). Feed forward merupakan aktivitas antisipatori, berkaitan dengan perilaku hewan yang dimaksudkan untuk memperkecil (meminimalkan) kerusakan/gangguan pada sistem hidup, sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah. Contohnya adalah ketika peristiwa makan dan minum pada saat bersamaan. Memasukkan makanan ke dalam tubuh akan meningkatkan osmolalitas isi usus, dan hal ini dapat mendorong pelepasan air dari jaringan tubuh ke lumen usus untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Oleh karena itu, makan tanpa diikuti minum berpotensi menyebabkan dehidrasi sehingga homeostasis osmotik tubuh akan terganggu. Untuk memperkecil gangguan tersebut, beberapa hewan melakukan makan dan minum pada saat yang bersamaan (Isnaeni, 2006). Ada juga perilaku lainnya yang berkontribusi terhadap homeostasis pada hewan, misalnya hewan dapat belajar untuk menghindari bahan makanan muntah yang mengganggu homeostasis jika terjadi (Santoso, 2009).
C.      Faktor yang Diatur Secara Homeostasis
Banyak faktor dalam lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis. Faktor-faktor tersebut mencakup (Sherwood, 2009):
1.         Konsentrasi molekul-molekul nutrien
Sel-sel memerlukan pasokan molekul nutrien secara terus-menerus untuk menghasilkan energi. Energi, sebaliknya, diperlukan untuk menunjang berbagai aktivitas sel baik yang bersifat khusus maupun yang untuk mempertahankan kehidupan.
2.         Konsentrasi O2 dan CO2
Sel-sel memerlukan O2 untuk melakukan reaksi kimia pembentuk energi. CO, yang dibentuk selama reaksi-reaksi ini harus dikeluarkan sehingga tidak terbentuk asam yang meningkatkan keasaman lingkungan internal.
2.         Konsentrasi zat sisa
Sebagian reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang menimbulkan efek toksik pada sel tubuh jika dibiarkan berakumulasi.
3.         pH
Perubahan pada pH (jumlah relatif asam) berpengaruh buruk pada fungsi sel saraf dan merusak aktivitas enzim semua sel.
4.         Konsentrasi garam, air dan elektrolit lain.
Karena konsentrasi relatif garam (NaCl) dan air di cairan ekstra sel mempengaruhi seberapa banyak air yang masuk atau keluar sel, maka konsentrasi keduanya diatur secara cermat untuk mempertahankan volume sel. Sel tidak berfungsi normal jika membengkak atau menciut. Elektrolit-elektrolit lain berperan dalam berbagai fungsi vital lain. Sebagai contoh, denyut jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium (K+) yang relatif konstan di cairan ekstra sel.
5.         Volume dan tekanan
Komponen lingkungan internal yang beredar, yaitu plasma, harus dipertahankan pada volume dan tekanan darah yang adekuat untuk menjamin distribusi penghubung antara lingkungan eksternal dan sel yang penting ini ke seluruh tubuh.
6.         Suhu
Sel-sel tubuh berfungsi optimal dalam kisaran suhu yang sempit. Jika sel terlalu dingin maka fungsi-fungsi sel akan terlalu melambat; dan yang lebih buruk lagi, jika sel terlalu panas maka protein-protein struktural dan enzimatik akan terganggu atau rusak.

Untuk melihat daftar pustaka/sumber referensi dan materi Fisiologi Hewan lainnya, silahkan klik link di bawah ini:

Fisiologi Hewan: BAB PRINSIP DASAR FISIOLOGI HEWAN


Setiap individu hewan harus menyelenggarakan fungsi kehidupan, antara lain makan, bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Setiap fungsi hidup harus diatur dan dikendalikan dengan cara tertentu agar hewan dapat tetap hidup. Mekanisme kerja fungsi kehidupan dan segala sesuatu yang dilakukan hewan merupakan inti kajian dalam fisiologi hewan (Isnaeni, 2006). Fisiologi hewan adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi tubuh normal, dan bertanggung jawab untuk mendeskripsikan bagaimana berbagai sistem dalam tubuh bekerja. Penjelasan sering dimulai dari tingkat makroskopis dan dilanjutkan ke tingkat molekuler. Pada tahun 1926, Fritz Kahn menggambarkan tubuh sebagai pabrik kimia yang kompleks (Wikibooks Contributors, 2006).
A.      Pengertian dan Ruang Lingkup Fisiologi
Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan berbagai gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem tersebut. Berbagai peristiwa dan aktivitas yang terjadi pada sistem hidup selanjutnya disebut fungsi kehidupan atau fungsi hidup (Isnaeni, 2006).
Fisiologi (ilmu faal) adalah ilmu tentang fungsi-fungsi makhluk hidup. Secara spesifik, kita akan berfokus pada bagaimana tubuh manusia bekerja. Fisiologi berkaitan erat dengan anatomi, ilmu tentang struktur tubuh. Mekanisme-mekanisme fisiologis dapat berlangsung berkat desain struktural dan hubungan berbagai bagian tubuh yang melaksanakan masing-masing fungsi tersebut. Seperti halnya fungsi sebuah mobil bergantung pada bentuk, susunan, dan interaksi berbagai bagiannya, struktur dan fungsi tubuh manusia juga tidak dapat dipisahkan (Sherwood, 2009).
Fungsi dan struktur tubuh hewan memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, untuk mempelajari fungsi jaringan atau organ tertentu, terlebih dahulu kita harus memahami struktur organ atau jaringan yang dimaksud. Seseorang tidak mungkin mempelajari fungsi suatu sistem tanpa mempelajari struktur yang bertanggung jawab atau fungsi tersebut. Kajian struktur dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu anatomi, histologi, dan sitologi, masing-masing mempelajari struktur organ, jaringan, dan sel (Isnaeni, 2006).
Mempelajari struktur dan mempelajari fungsi pada hakikatnya memiliki perbedaan hakiki. Mempelajari struktur pada hakikatnya mengkaji sesuatu yang bersifat statis menggunakan bahan-bahan yang telah mati, sedangkan mempelajari fungsi pada hakikatnya mengkaji sesuatu yang dinamis dan menggunakan bahan hidup. Berbagai proses yang dipelajari dalam fisiologi bukan hanya proses yang terkait dengan fungsi tubuh pada tingkat individu, melainkan juga proses yang terjadi pada tingkat organ, jaringan, sel, dan molekul. Oleh karena itu, untuk mempelajari fisiologi hewan, Anda harus sudah memiliki pengetahuan tentang anatomi hewan, histologi, biologi sel, dan biokimia (Isnaeni, 2006).

B.       Konsep Dasar Fisiologi Hewan
Fisiologi berfokus pada mekanisme kerja. Terdapat dua pendekatan untuk menjelaskan kejadian-kejadian yang berlangsung di tubuh: satu menekankan tujuan suatu proses tubuh dan yang lain menjelaskan mekanisme yang mendasari bagaimana proses ini terjadi. Sebagai jawaban terhadap pertanyaan “Mengapa saya menggigil jika kedinginan?" salah satu jawabannya akan berupa “untuk membantu menghangatkan tubuh, karena menggigil menghasilkan panas". Pendekatan ini, yang dikenal sebagai pendekatan teleologis, menjelaskan fungsi-fungsi tubuh berdasarkan pemenuhan suatu kebutuhan tubuh, tanpa memedulikan bagaimana hasil akhir ini tercapai. Jadi, pendekatan teleologis menekankan aspek "mengapa” atau tujuan proses-proses tubuh. Ahli-ahli fisiologi terutama berfokus pada pendekatan mekanistik untuk menjelaskan fungsi tubuh. Mereka memandang tubuh sebagai suatu mesin yang mekanisme kerjanya dapat dijelaskan berdasarkan rangkaian sebab akibat proses-proses fisik dan kimiawi jenis proses yang sama dengan yang terjadi di bagian-bagian lain di alam semesta ini. Demikian-lah, ahli fisiologi menjelaskan "bagaimana" nya suatu proses yang berlangsung di tubuh. Penjelasan mekanistik menggigil oleh ahli fisiologi adalah bahwa ketika sel-sel saraf peka suhu mendeteksi penurunan suhu tubuh maka sel-sel tersebut memberi sinyal ke bagian otak yang berperan untuk mengatur suhu tubuh. Sebagai responsnya, bagian otak ini mengaktifkan jalur-jalur saraf yang akhirnya menyebabkan kontraksi otot involunter bolak-balik (yaitu menggigil) (Sherwood, 2009).
Dalam cakupannya, fisiologi hewan mengkaji tentang bagaimana proses-proses kehidupan berlangsung. Dengan demikian, beberapa contoh aspek kajiannya adalah (Santoso, 2009):
1.         bagaimana sistem-sistem kehidupan bekerja, dari level molekuler hingga sistem organ dan organisme utuh
2.         bagaimana hewan merespons aktivitas fisik dan lingkungan sekitarnya, baik di ruang yang kosong maupun di dasar lautan
3.         bagaimana berbagai gangguan dapat mempengaruhi fungsi-fungsi kerja normal dari sistem-sistem tersebut.
4.         bagaimana genom ditranslasi menjadi suatu fungsi kerja baik di dalam satu sel maupun dalam tubuh hewan secara utuh.
Secara spesifik, kajian fisiologi hewan akan berkisar pada sistem-sistem fungsional meliputi sistem pencernaan, sistem saraf, sistem endokrin, sistem ekskresi, sistem pernafasan, sistem sirkulasi, sistem imun, sistem gerak, dan sistem reproduksi (Santoso, 2009). Sebagai salah satu cabang zoologi, fisiologi hewan juga sangat terkait erat dengan bidang-bidang ilmu lainnya baik dalam ilmu biologi itu sendiri maupun bidang lainnya di luar biologi. Fisiologi hewan memerlukan dasar pemahaman yang baik di bidang anatomi hewan, histologi, perkembangan hewan, biologi sel, biologi molekuler, genetika, ekologi, dan kajian-kajian biologi secara umum. Selain itu juga dituntut pemahaman yang baik di bidang biokimia, kimia murni dan fisika khususnya tentang elektro fisika dan dinamika gerak dan fluida. Penguasaan yang integratif dari berbagai bidang tersebut akan membantu kemudahan dalam menguasai kajian-kajian dalam fisiologi hewan secara baik dan mendasar (Santoso, 2009). Selain menjadi cabang zoologi, fisiologi hewan/manusia pun memiliki cabang ilmunya sendiri yaitu sebagai berikut (Tortora dkk, 2016).

  1. Neurofisiologi, merupakan ilmu yang mempelajari tentang fungsi dari komponen-komponen penyusun sel saraf.
  2. Endokrinologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang hormon (regulator kimia di dalam darah) dan bagaimana cara mereka mengontrol berbagai fungsi tubuh. 
  3. Fisiologi kardiovaskular, adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi dari jantung dan pembuluh darah.
  4.  Imunologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang pertahanan tubuh dalam melawan berbagai agen penyebab penyakit.
  5.  Fisiologi respiratory, adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi dari saluran pernapasan dan paru-paru.
  6.  Fisiologi renal, adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi dari ginjal.
  7.  Exercise Physiology (Fisiologi Latihan), adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan fungsi dari sel dan organ yang disebabkan oleh aktivitas otot. 
  8. Patofisiologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan fungsional yang berhubungan dengan penyakit dan penuaan.

Saturday, July 14, 2018

Pengalaman niat ikut seleksi beasiswa LPDP - d'Diary

Assalamualaikum wr. wb.



Selamat pagi, selamat siang, atau selamat malam bagi para pembaca yang budiman 😊 hehe

Kali ini saya mau bikin curhataan tentang pengalaman saya berniat apply program beasiswa LPDP. Tetapi sebelumnya saya mau ngasih tahu dulu, bahwa ini adalah pertama kalinya saya posting cerita, biasanya di blog ini saya hanya posting suatu artikel atau laporan praktikum, karena ini yang pertama, jadi mohon dimaklumi jika kata yang digunakan maupun susunan kalimatnya terlihat canggung 😀.

Di awal cerita, saya mau sampaikan terlebih dahulu bahwa ketika saya berniat untuk mendapatkan beasiswa dan pastinya saya harus ikut program beasiswa tersebut, sayangnya saya gugur sebelum berperang 😂. Saat itu, niatnya saya mau ikut program beasiswa dalam negeri untuk jenjang S2, beasiswa yang mau saya ikutin adalah LPDP, seperti yang kita tahu, di tahun 2018, LPDP mensyaratkan bagi calon pelamar beasiswa reguler LPDP jenjang S2 harus memiliki skor TOEFL ITP minimal 500, sebenarnya bukan TOEFL aja yang bisa dipakai, tapi juga IELTS dan IBT, tetapi TOEFL ITP biasanya yang paling umum digunakan. Sayangnya, sayapun belum bisa mencapai skor tersebut. Skor toefl saya masih di bawah 500 (itupun bukan skor itp 😂)

Akhirnya, saya pun jadi agak putus asa dan memilih untuk nggak apply program beasiswa ini. Sebenarnya, ada beberapa kesalahan yang saya lakukan, dan yang paling fatal adalah karena persiapan yang  kurang matang 😑.
Saya ingat betul, di suatu hari saya dan atasan saya (beliau juga pernah menjadi dosen saya, sebenernya saya sekarang kerja jadi asisten beliau 😀) membicarakan tentang program beasiswa lpdp, ketika itu saya langsung mencari infonya di halaman resmi lpdp, dan ternyata program beasiswa untuk tahun 2018 belum dibuka. Ibu Anita (read: atasan saya) pun memotivasi kita berdua untuk memanfaatkan waktu yang masih ada untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan nantinya untuk bisa mendaftar beasiswa tersebut. Eh nggak taunya, tepat di pagi yang cerah esok harinya, saya malah seperti mendengar kabar duka, ibu Anita mengabarkan kalau lpdp baru saja mengumumkan bahwa penerimaan calon penerima beasiswa akan dibuka dalam beberapa hari lagi. Akhirnya, di waktu yang sangat sempit (kurang lebih satu bulan) saya pun berusaha menyiapkan berkas yang diperlukan. Hal paling fatal yang terjadi adalaaaaaaaaaaahhhhh


Jeng

Jeng

Jeng

Saya belum ikut toefl 

😂

Sebenarnya dari awal saya sudah sadar bahwa tidak memungkinkan bagi saya utk apply beasiswa ini, tapi ibu anita tetap terus memotivasi saya, dan seperti yang diharapkan, saya terdorong untuk terus berusaha 😊. Sayangnya, ada hal lain yang menjadi kendala, berhubung penyelanggara toefl yang diinginkan lpdp adalah itp, maka saya pun mencari tahu tentang jadwal penyelenggaraan tes tersebut di palembang, dan seperti ada geledek lagi, jadwal tes yang sudah begitu dekat, waktu belajar yang singkat bikin saya jadi pesimis bisa mendapatkan skor target saya (read: 500). 
Walau pesimis, ternyata masih ada setitik asa dalam diri saya untuk bisa mendapatkan skor toefl target. Sehingga saya putuskan untuk ikut tes toefl prediction terlebih dahulu, saya ikut tesnya di UBINSA UIN Raden Fatah Palembang, saya ikut tes ini  untuk tahu apakah saya bisa mencapai skor target, jika ia saya rela sekalipun harus ke luar kota untuk ikut tes toefl itp. Setelah harap-harap cemas, seminggu kemudian setelah tes toefl prediction saya ikuti, hasilnya pun keluar, dan skor yang saya dapat hanya 473.


Rasanya pengen nangis waktu itu 😭

Saya pun kembali ke kantor dengan gontai, kebetulan saat itu saya sedang puasa (karena di bulan Ramadhan), jadi ya begitulah, badan saya makin lemas saat tahu skor toefl saya yang kecil. Saya pikir, jika prediction saja skor nya segitu, gimana dengan ITP nya, pasti lebih kecil lagi. Mungkin memang bisa ditingkatkan, tapi tentunya tidak bisa dalam waktu yang singkat, otak saya sulit untuk bisa melakukannya. Alhasil, officially, saya nggak jadi ikut program beasiswa LPDP 😂. 

Kecewa sudah pasti, tapi mau bagaimana lagi. Satu hal yang saya tahu pasti, ini adalah pelajaran bagi saya bahwa untuk mengikuti program beasiswa lpdp itu harus punya persiapan yang matang, terutama pada persiapan berkas khusus seperti sertifikat toefl, rekomendasi dari atasan atau tokoh masyarakat, rencana studi, dan essay.
Ini juga bisa jadi info bagi kalian semua yang juga berniat utk mendapatkan beasiswa dari lpdp nantinya 😊.

Ada beberapa saran yang bisa saya berikan untuk kalian dan untuk diri saya sendiri (ceritanya memotivasi diri 😁) sebagai pengejar beasiswa, yaitu:

1. Kenali beasiswa yang ingin kamu dapatkan
Beasiswa yang bisa didapatkan bukan hanya dari lpdp, tetapi ada juga dari 5000 doktor, beasiswa unggulan, beasiswa dari beberapa perusahaan besar (cth: kompas), dan lain sebagainya. Nah, untuk memperbesar peluang beasiswa, kamu harus cari info dari berbagai macam beasiswa tersebut, jangan hanya satu, dan cari tahu pula tentang waktu pembukaannya. Berhubung untuk beberapa jenis beasiswa di tahun 2018 telah ditutup pendaftarannya, yang harus kita lakukan adalah mencari tahu umumnya beasiswa tersebut dibuka pada bulan apa, jadi nantinya kita bisa memprediksi kapan kira-kira beasiswa itu dibuka di tahun 2019.
Cari tahu pula mengenai kualifikasi apa yang dibutuhkan bagi calon penerima beasiswa, sehingga di waktu yang tersisa, kita bisa mempersiapkan diri agar sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh badan penyelenggara beasiswa.

2. Isi waktu kosong dengan bekerja terlebih dahulu
Saran ini ditujukan bagi para mahasiswa yang telah lulus. Tentu sudah menjadi keinginan setiap sarjana untuk segera bekerja setelah lulus. Nah bagi para pencari beasiswa namun belum berkesempatan mendapatkannya, silahkan isi waktu menunggu beasiswa selanjutnya dengan bekerja, hitung-hitung untuk mempersiapkan materi yang dibutuhkan dalam mempersiapkan dan mengikuti seleksi beasiswa nantinya. Seperti yang sering dilaporkan, selain jasmani dan rohani, materi juga menjadi hal penting yang harus cukup bagi pencari beasiswa. Biasanya ada beberapa berkas syarat beasiswa yang tidak bisa disiapkan oleh kita seorang diri, misalkan surat keterangan sehat, surat bebas narkoba, sertifikat toefl, sertifikat tpa, dsb. Belum lagi jika lolos seleksi administrasi, kita harus mengikuti seleksi selanjutnya, yang biasanya, berlangsung di kota-kota yang telah ditentukan. Akan sangat menyulitkan bagi para calon penerima beasiswa yang tinggal di tempat yang jauh dari lokasi seleksi tersebut karena harus mengeluarkan ongkos untuk menuju ke sana. Fyi, bagi yang belum tahu, biasanya biaya akomodasi untuk seleksi beasiswa seperti itu harus ditanggung sendiri, dan pihak penyelenggara tidak akan menggantinya.

3. Harus sungguh-sungguh
Sudah dijelaskan di atas kalau ikut program beasiswa itu nggak mudah, banyak sekali persiapan yang mesti kita lakukan, maka dari itu, bagi kamu yang suka coba-coba dan nggak serius, jangan punya niatan deh untuk ikut program beasiswa, daripada nanti sakit hati, biaya udah habis banyak, waktu apalagi, eh nggak tahunya nggak lulus, ya karena nggak prepare dengan sungguh-sungguh tadi.

Nah sekian dulu ceritanya. Walau singkat, semoga pengalaman saya ini juga bisa membantu kalian yang sedang mempersiapkan diri untuk mendapatkan beasiswa. 
Sekian dan terima kasih. 😊

Wassalamualaikum wr.wb.