BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut sel.
Jelasnya sel merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang
berkaitan dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan
berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya. Awal kehidupan
Mamalia bertitik tolak dari embrio berbentuk sel telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa yang disebut zigot. Zigot segera berkembang melalui serangkaian
pembelahan pola mitosis sesuai dengan tahap perkembangan embrio yang disebut
embriogenesis.
Selanjutnya embrio menumbuhkan kelompok sel khusus yang
berbeda satu dengan yang lain. Kelompok sel khusus embrio, dalam proses
membentuk jaringan, terlepas satu dari yang lain dengan terbentuknya bahan
antar sel. Proses pembentukan jaringan dalam embriologi disebut “histogenesis‟ yang mendasari pembentukan
organ-organ tubuh (organogenesis). Jadi jaringan adalah kumpulan dari sel-sel
sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi
organ atau sistem tertentu. Meskipun sangat komplek tubuh Mamalia hanya
tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan epitel, penyambung/pengikat, otot,
dan saraf. Dalam tubuh jaringan ini tidak terdapat dalam satuan-satuan yang
tersendiri tetapi saling bersambungan satu dengan yang lain dalam perbandingan
yang berbeda-beda menyusun suatu organ dan sistema tubuh.
Jaringan dasar adalah jaringan yang
mendasari terbentuknya organ tubuh yang fungsional. Pengertian jaringan dalam
hal ini mencakup sel-sel serta bahan antar sel yang dihasilkannya, maka
pengetahuan tentang struktur serta aktivitas sel merupakan dasar dari
histologi.
Dalam kehidupan,
ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan organ lainnya,
contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk bergerak
aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan
mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem
saraf.
Jaringan otot menyusun 40% hingga 50%
berat total tubuh manusia dan tersusun atas serabut-serabut otot. 4 ciri
jaringan otot antara lain: iritabilitas
(peka terhadap rangsang), kontraktil
(mampu memendek dan menebal), relaksasi (mampu
memanjang, dan elastisitas atau mampu
kembali ke bentuk semula setelah kontraksi atau relaksasi. Melalui gerak
kontraksinya, otot melakukan 3 fungsi yaitu gerak, mempertahankan bentuk dan
produksi panas.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan jaringan otot?
2.
Apa sajakah
jenis-jenis jaringan otot?
3.
Mengapa otot
diperlukan bagi tubuh makhluk hidup yang bergerak?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jaringan Otot
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. (Subowo, 2002). Otot
sebagai jaringan dibina atas sel-sel otot yang berfungsi untuk pergerakan suatu
alat atau bagian tubuh (Yatim, 1990).
Dengan
kemampuan otot dalam
berkontraksi, ia
mengemban 3 fungsi utama yaitu melaksanakan gerakan, memelihara postur dan
memproduksi panas. Gerakan yang di hasilkan oleh otot pada dasarnya ada 2,
yaitu gerakan tubuh yang mudah di amati dan gerakan tubuh yang tidak mudah di
amati. Gerakan tubuh yang mudah di amati meliputi gerak perpindahan tempat
(misalnya berjalan, berlari) dan gerakan bagian tubuh tertentu (misalnya
menggelengkan kepala, melambaikan tangan), sedangkan gerakan yang tidak mudah
diamati adalah gerakan organ-organ dalam tubuh, misalnya gerak peristaltic
alat-alat pencernaan, denyut jantung, mengembang dan menyempitnya pembuluh
darah, gerakan pengosongan kantung kencing. Fungsi kedua dari otot adalah
menjaga postur tubuh, kontraksi dan relaksasi otot-otot rangka menjaga tubuh
dalam posisi tetap tegak pada saat berdiri maupun duduk. Fungsi ketiga adalah
menghasilkan panas, kontraksi otot dapat menghasilkan panas untuk memelihara
suhu tubuh, contoh pada saat kedinginan, otot menggigil untuk menghasilkan panas (Soewolo,
2003).
2.2 Struktur Otot
Otot dalam tubuh terhimpun dalam sutau sistem: Sistem
Pergerakan. Otot sebagian terbesar menyelaputi rangka dan tersusun teratur di
bawah kulit. Jika diamati otot pangkal lengan atas orang, tampaklah bahwa otot
itu tersusun atas beberapa gumpalan. Gumpalan itu bekerja antagonis
(timbal-balik): jika satu gumpalan mengerut, gumpalan lain mengendur. Gumpalan
terdiri dari beberapa berkas otot, yang disebut fasciculus. Tiap berkas dibina atas banyak serat otot. Satu serat
otot adalah 1 sel otot, yang bentuknya kecil panjang seperti serat tumbuhan (Yatim,
1990)
Setiap jaringan otot disarafi oleh beberapa saraf motor. Setiap serabut
saraf motor tunggal akan bercabang-cabang menjadi kurang lebih 100 cabang
kecil-kecil. Masing-masing cabang kecil ini akan berakhir pada satu sel otot.
Ujung saraf yang melekat pada sel otot ini. Ujung saraf yang melekat pada sel
otot ini dikenal dengan nama motor end
plate atau myoneural junction.
Jadi satu serabut saraf motor akan mensarafi kurang lebih 100 sel otot. Satu
serabut saraf motor tunggal, bersama-sama dengan sel-sel otot yang disarafi
disebut unit motor (Soewolo, 2003).
Gambar 1: Bagian-bagian otot (otot pada rangka) (Yatim, 1990).
Serat otot memiliki komponen seperti sel pada umumnya: plasmalemma, inti,
sitoplasma, dan organel. Plasmalemma disebut sarkolemma, sitoplasma disebut
sarkoplasma. Organelnya yang penting ialah retikulum endoplasma, mitokondria,
dan serabut intraseluler. Retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma.
Retikulum sarkoplasma bercabang halus dan bersusun membentuk jalinan yang
teratur sekeliling serabut intraseluler. Mitokondria, sesuai dengan fungsinya
sebagai pembangkit energi, banyak sekali terkandung dalam serat otot. Serabut
intraseluler otot disebut miofibril. Miofibril puluhan hingga ratusan banyaknya
dalam 1 serat otot. Setiap miofibril dibina atas puluhan mikrofilamen.
Mikrofilamen otot ialah aktin dan miosin, yang bersusun berjejer dan berdempet
(Yatim, 1990).
2.3
Jenis Otot
Pada Mammalia ada 3
macam otot, yaitu otot polos, otot lurik, serta otot jantung (Yatim, 1990).
2.3.1
Otot Polos
Sel otot polos bila
dilihat di bawah mikroskop cahaya tidak menunjukkan adanya garis-garis
melintang. Otot polos pada Vertebrata termasuk manusia dapat dijumpai pada
dinding dan organ-organ dalam dan pembuluh darah: saluran pencernaan makanan,
uterus, kandung kencing, ureter, arteri, arteriol, dan sebagainya. Di samping
itu otot polos dapat dijumpai pada iris mata dan otot penggerak rambut
(Soewolo, 2003).
Gambar
2:
Penampang otot polos (Ambardini, 2012).
Jaringan otot polos merupakan otot yang terletak pada
saluran alat-alat di dalam tubuh manusia seperti manusia seperti yang terdapat
pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dinding pembuluh darah,
dinding rahim, saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot polos dapat disebut
juga sebagai otot tak sadar karena cara bekerjanya di luar kesadaran manusia,
tanpa harus diperintah otak (Ambardini, 2012).
Cara kerja otot dipengaruhi oleh saraf autonom, yaitu
saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Saraf simpatetik merupakan saraf
yang berujung di pangkal sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yang terdapat di daerah dada dan pinggang. Saraf
tersebut berfungsi sebagai pemacu yang dapat membuat kerja organ-organ tubuh
menjadi cepat (Ambardini, 2012).
Adapun saraf parasimpatetik merupakan saraf yang
berujung I pangkal sumsum lanjutan (medulla oblongata). Saraf ini berfungsi
untuk membuat kerja organ-organ tubuh menjadi lambat (Ambardini, 2012).
Pada bagian permukaan
otot polos memiliki serabut-serabut (fibril) yang bersifat sama sehingga
apabila kita amati melalui mikroskop bentuknya akan terlihat polos dan tidak
memiliki garis seperti otot lain apabila otot polos terkena rangsangan
reaksinya akan menjadi lambat. Ada pun ciri-ciri otot polos adalah (Ambardini,
2012):
a.
Bentuk bergelendong dengan
kedua ujungnya meruncing.
b.
Mempunyai satu inti sel
di tengahnya.
c.
Bekerja di luar
kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
Otot polos memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser,
1994):
1.
Membran Plasma
Membran
plasma pada otot sering disebut sarkolemma (sarcolemma). Dengan mikroskop
cahaya kurang jelas, tetapi dengan mikroskop elektron tampak sebagai selaput
ganda (double membrane), masing-masing:
a. Selaput luar, tebalnya berkisar
antara 25-30 Angstrom. Ruang intermedier, kira-kira 25 Angstrom
b. Selaput dalam, tebalnya 25-30
Angstrom.
Pada
daerah hubungan posisi antara otot polos, selaput luar tampak menyatu. Hubungan
ini dianggap lebih serasi dari pada hubungan antar sel dengan desmosoma.
Hubungan ini berperanan memperlancar transmisi impuls untuk kontraksi dari satu
otot ke otot yang lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa tenaga yang terjadi
pada waktu kontaksi dapat dipindahkan ke lain alat tubuh melalui serabut
kolagen atau elastis.
2.
Sitoplasma
Sering
disebut sarkoplasma (sarcoplasma).
Sarkoplasma bersifat eosinofilik, mengandung :
a. Organoid, antara lain: mitokondria yang mengitari inti, endoplasma retikulum, apparatus golgi, miofibril, sentriol.
b. Paraplasma, seperti glikogen,
lipofusin.
Yang
menarik perhatian adalah myofibril karena peranannya dalam kontraksi. Miofibril pada otot polos
sangat halus, dengan pewarnaan H.E. sulit dilihat. Dengan mikroskop elektron
tampak miofilamen miosin
berdiameter 5 mµ, dan aktin 3
mµ. Sarkoplasma di dekat inti bebas dari filament. Filamen tersebut berakhir di
daerah pekat sarkolemma. Filamen aktin dan miosin juga terdapat pada pada otot
polos, berkontraksi dengan adanya adenosine
trifosfat. Susunan filament aktin dan miosin pada otot polos belum
jelas, berbeda dengan otot skelet.
3.
Inti
Berbentuk
lonjong memanjang dengan ujung tumpul, bergelombang pada saat terjadi kontraksi.
2.3.2
Otot
Lurik (Otot Rangka)
Gambar 3: Penampang otot serat daging (Ambardini, 2012).
Otot rangka tersusun
atas sel-sel panjang tidak bercabang, disebut serabut otot (muscle fiber). Serabut-serabut ini
merupakan sel-sel berinti banyak (multiseluler)
yang terletak pada bagian pinggir (perifer) sel. Sel-sel otot terbentuk sejak
perkembangan embrionik melalui fusi dari banyak sel-sel kecil yang membentuk sinsitium. Apabila dilihat dengan
mikroskp cahaya, serabut otot Nampak bergaris-garis melintang (Soewolo, 2003).
Seperti halnya sel saraf,
sel otot mampu merespon terhadap rangsangan. Bila membrane sel otot dikenai neurotransmitter yang di hasilkan oleh
ujung saraf motor yang mensarafinya, maka pada membrane sel otot tadi akan
timbul suatu impuls bioelektrik. Impuls ini akan merambat sepanjang membrane
serabut otot, seperti merambatnya impuls pada serabut saraf yang tidak
bermielin (Soewolo, 2003).
Setiap serabut otot
rangka dibungkus oleh lapisan jaringan ikat lembut yang di sebut endomisium. Beberapa serabut tunggal
akan bergabung menjadi satu berkas yang disebut fasikulus. Fasikulus ini dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut perimisium. Seluruh fasikulus tersebut
kemudian di bungkus bersama-sama oleh epimisium
(Soewolo, 2003).
Gambar
4:
Garis melintang otot lurik.
Pada kebanyakan otot, epimisium bersatu pada kedua ujung otot dan
membentuk tendon yang biasanya melekat pada suatu tulang. Karena tendon
bersambung dengan episium, dan karena perimisium dan endomisium melekat
padanya, maka kontraksi ottot dapat menimbulkan suatu tarikan yang kuat pada
titik lekatnya (Soewolo, 2003).
1.
Sarkolemma
Pada pengamatan
dengan mokroskop cahaya tampak sebagai selaput tipis dan tembus cahaya
(transparan), tetapi dengan mikroskop elektron tampak adanya selaput ganda (double membrane), yakni selaput luar,
setebal 40 Angstrom, ruang antara setebal 20 Angstrom, dan selaput dalam setebal
40 Angstrom (Genneser, 1994).
Selaput
luar mirip membran basal epitel yang dibalut serabut retikuler. Selaput dalam
(plasmalemma) terdiri dari dua lapis protein yang ditengahnya diisi lemak
(lipid). Secara umum sarkolemma bersifat transparan, kenyal dan resisten
terhadap asam dan alkali. Serabut-serabut otot kerangka yang bergabung
membentuk berkas serabut otot primer disebut fasikulus yang
dibalut oleh jaringan ikat kolagen pekat (endomisium). Ada 5 sel utama yang
dijumpai dalam fasikulus yaitu: serabut otot, sel endotel, perisit, fibroblast
dan miosatelit (Genneser, 1994).
2.
Sarkoplasma (sitoplasma)
Sarkoplasma
mengandung (Genneser, 1994):
a.
Organoida, antara lain:
1)
Mitokondria (sarcosomes)
Mitokondria terdapat berbatasan dengan sarkolemma dan dekat inti di antara miofibril.
2)
Ribosom
Ribosom pada otot kerangka terdapat bebas di matriks.
3)
Apparatus golgi
4)
Miofibril
Pada satu serabut otot kerangka
terdapat ribuan miofibril, sedangkan tiap miofibril memiliki ratusan miofilamen
yang bersifat submikroskopis. Miofilamen terdiri dari 2 macam yaitu:
1. Filamen Miosin
Sering
disebut filament kasar (coarse filaments), berdiameter 100 Angstrom dan
panjangnya 1,5 µ. Filamen ini membentuk daerah A atau cakram A. Filamen ini
tersusun pararel dan berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah agak tebal dari
bagian tepi. Fungsi dari miosin adalah sebagai enzim katalisator yang berperanan
memecah ATP menjadi ADP+energi, dan energi ini digunakan untuk kontraksi.
Gambar 4: Sruktur Miosin (Soewolo, 2003).
2. Filamen Aktin
Filamen
tipis terutama tersusun atas aktin, tropomiosin, dan troponin. Setiap filamen
tipis terdiri dari dua filament aktin yang saling terpilin, dalam suatu
bentukan spiral ganda. Tropomiosin pada suatu filament tipis merupakan suatu
benang panjang yang tersusun atas 2 rantai polipeptida yang membentuk suatu
spiral
.
Fungsi tropomiosin adalah menutup tempat perlekatan miosin pad molekul aktin
pada saat otot istirahat. Lalu yang terakhir adalah troponin, suatu kompleks
troponin melekat pada satu tempat khusus pada tropomiosin.
Gambar 5: Struktur Aktin (Soewolo, 2003).
Satuan miofibril yang terkecil disebut sarkomer.
Sebuah sarkomer adalah unit fungsional dasar dari otot lurik, atau dengan kata
lain, sarkomer adalah bahan bangunan dasar dari sebagian besar sel-sel otot.
Dalam tubuh manusia, setiap otot terdiri dari beberapa bundel serat otot. Serat
otot ini, pada gilirannya, terdiri dari banyak helai halus yang disebut
miofibril. Miofibril biasanya tidak nampak jelas kecuali dilihat di bawah
mikroskop elektron, tetapi masing-masing miofibril terutama terdiri dari dua jenis
filamen, disebut “tebal” dan “tipis”, dan masing-masing diatur dalam
pengulangan sub-unit teratur. Setiap sub unit secara individual dikenal sebagai
sarkomer, itu adalah pengaturan mereka berpola yang memberikan penampilan karakteristik
otot lurik berpita (Budiyanto, 2014).
Sarkomer sendiri relatif sederhana. Pusat biasanya
hanya memiliki bagian halus, wilayah tengah filamen tebal. Wilayah ini disebut
zona H. Demikian pula, dalam banyak kasus tepi luar terbuat hanya dari filamen
tipis, setidaknya ketika otot sedang beristirahat; ini membentuk daerah sempit
di sekitar garis Z yang dikenal sebagai Band. Tujuan utama dari pengaturan ini
adalah untuk memungkinkan kontraksi sarkomer, miofibril, dan seluruh otot, yang
membantu membuat gerakan otot yang lebih efisien (Budiyanto, 2014).
5)
Endoplasmik retikulum.
b.
Paraplasma, antara lain:
1)
Lipid
2)
Glikogen
3)
Mioglobin.
Melihat kepada warna
seratnya, otot lurik dibedakan menjadi 3 macam, yaitu (Yatim, 1990):
1.
Serat Merah
Merah karena banyak mengandung sitokrom dan mioglobin,
pigmen pernafasan dalam otot yang berguna untuk mengikat O2 dari
dalam darah. Sarkoplasma lebih banyak mengandung mitokondria dan granula,
tetapi le bih sedikit mikrofilamen daripada serat putih. Serat merah lebih
banyak di dalam gumpalan otot.
2. Serat Putih
Putih, karena sedikit sitokrom, mioglobin, dan
mitokondria. Terdapat di sebelah luar gumpalan otot.
3. Serat Perantara
Perantara kedua macam serat di atas.
2.3.3
Otot
Jantung
Dibina atas serat otot, lurik, bercabang-cabang dan
bertemu dengan serat tetangga, sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan
serat otot. Terdapat pada jantung. Persarafan autonom, tak di bawah kesadaran
atau kemauan (involunter) (Yatim, 1990).
Miokardium (myocardium)
jantung vertebrata tingkat tinggi terdiri dari serabut otot jantung yang
berhubungan satu dengan yang lain membentuk jalinan. Semula otot jantung
dianggap sebagai peralihan antara otot polos dan otot kerangka. Yang jelas
bahwa otot jantung tergolong otot bergaris melintang yang satuannya disebut “serabut”.
Bangun otot jantung dan otot kerangka tidak sama dalam beberapa aspek. Hubungan
otot jantung melalui diskus
interkalatus cukup kuat sehingga sulit dilakukan tepsing untuk
memperoleh satu serabut secara terpisah. Pada otot kerangka maupun otot polos hal
ini masih mungkin dilakukan (Genneser, 1994).
Seratnya rata-rata lebih kecil daripada serat otot lurik.
Setiap serat otot jantung memiliki tonjolan-tonjolan dan kesamping membentuk percabangan,
bertemu dengan percabangan sel otot tetangga. Tonjolan-tonjolan antara sel
bertetangga setangkup rapat. Inti berada di tengah sel. Satu serat hanya
memiliki 1-2 inti. Inti lebih tumpul ujungnya daripada inti serat otot lurik (Yatim,
1990).
Penelitian dengan mikroskup cahaya menunjukkan bahwa otot
jantung memiliki serabut yang bercabang, yang berhubungan satu dengan yang lain
melalui ujungnya (Genneser, 1994).
Seperti halnya dengan otot polos dan kerangka, otot jantung
memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser, 1994):
1.
Sarkolemma
Keadaannya
hampir mirip dengan sarkolemma otot kerangka, dinding luarnya mirip membran
basal dengan fibril retikuler yang dapat terus berhubungan dengan tendon atau
katup jantung. Di bagian lain berhubungan langsung dengan endomisium. Sel-sel
yang dijumpai pada otot jantung: serabut otot (miosit), sel endotel, perisit,
dan fibroblast.
2.
Sarkoplasma
Pada garis
besar hampir mirip dengan otot kerangka, hanya saja otot jantung relatif
memiliki sarkoplasma lebih banyak, terutama di sekitar inti yang terletak di
tengah. Mitokondria, lipid, lipofuksin dan glikogen banyak terdapat pada
sarkoplasma di sekitar inti. Garis-garis melintang hampir mirip dengan otot
kerangka, meskipun susunan miofilamen tersusun secara acak. Sistem T cukup
jelas pada otot jantung berbentuk invaginasi tubuler dari plasmalema dan lamina
basalis di daerah cakram Z. Sistem T berperan dalam pertukaran metabolik dan
transmisi impuls. Sarkoplasmik retikulum tidak sesubur pada otot kerangka,
beberapa diantaranya berhubungan dengan sistem T.
3.
Inti
Berbeda
dengan otot kerangka, pada otot jantung inti terdapat di tengah.
Diskus interkalatus berupa penebalan di daerah cakram
Z, yang sebenarnya adalah daerah hubungan antara serabut otot jantung. Tebalnya
dapat mencapai 0,5µ berbentuk tangga (Genneser, 1994).
Pada jantung selain terdapat otot untuk kontraksi terdapat
pula bentuk modifikasi yang berfungsi sebagai pengatur rangsangan (stimulus) ke
seluruh penjuru jantung, yang dikenal sebagai “serabut purkinje”. Secara
histologi dapat dibedakan dengan otot jantung biasa sebagai berikut (Genneser,
1994):
a.
Diameter
serabut purkinje lebih besar dari otot jantung.
b.
Miofibril
jauh lebih sedikit dan tersusun di bagian tepi sejajar dan agak mengulir. Pada
batas serabut tampak lebih jelas. Bentuk garis melintang tidak jelas pada
serabut purkinje.
c.
Inti
lebih besar dan pucat. Dalam satu serabut sering terdapat 2 inti berdampingan.
Gambar 6 dan 7: Serabut Purkinje (Genneser, 1994).
Serabut purkinje menyusun diri dalam berkas, dengan ruang Ebert-Bellajev
dibagian tepi serabut. Secara elektron mikroskopis struktur discus interkalatus
tidak jelas pada otot jantung biasa, sebab ujungnya berhubungan dengan otot
jantung biasa. Di daerah ini perubahan bentuk berlangsung secara bertahap.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk
bergerak aktif. Otot tersusun atas beberapa gumpalan,
gumpalan terdiri dari beberapa berkas otot, yang disebut fasciculus. Tiap berkas dibina atas banyak serat otot. Satu serat
otot adalah 1 sel otot. Serat
otot memiliki terdiri dari komponen seperti sarkolemma, sarkoplasma, inti, dan
Organelnya yang penting yaitu retikulum sarkoplasma, mitokondria, dan
miofibril. Setiap miofibril dibina atas puluhan mikrofilamen. Mikrofilamen otot
ialah aktin dan miosin, yang bersusun berjejer dan berdempet.
Jaringan otot dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Otot polos
terletak pada saluran alat-alat di dalam tubuh manusia seperti manusia seperti
yang terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dinding pembuluh
darah, dinding rahim, saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot lurik
melekat pada rangka, dan otot jantung hanya terdapat pada dinding jantung.
Otot menjadi begitu
penting bagi tubuh karena ia memiliki 3 fungsi utama yaitu melaksanakan
gerakan, memelihara postur dan memproduksi panas pada tubuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Ambardini,
RL. 2012. Histologi: Jaringan Otot.
Website: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/HISTO-JARINGAN%20OTOT.pdf. Diakses pada
hari Kamis, tanggal 26 Maret 2015, pukul 13.52 WIB.
Budiyanto.
2014. Pengertian Sarkomer. Website: http://www.sridianti.com/pengertian-sarkomer.html. Diakses pada
hari Senin, tanggal 30 Maret 2013, pukul 11.15 WIB.
Genneser, F. 1994. Buku
Teks Histologi. Jilid I. Jakarta: Binapura Aksara.
Junqueira
LC dan Carneiro J. 1980. HISTOLOGI
DASAR. Diterjemahkan oleh Adji
Darma. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Soewolo,
dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Subowo. (2002). Histologi
Umum. 1st Ed. Jakarta: Bumi Aksara.
Yatim,
Wildan. 1990. Biologi Modern Histologi.
Bandung: Penerbit Tarsito.
pelit amat , gk bisa di copas
ReplyDeletehuuuh
HAHAHAA , SAMA
DeleteDEMI APA LAGI SEARCH TUGAS EH DESAIN WEB NYAAA 😍 hey army, nice to meet you. Im Jimin wife ^_^
ReplyDeletedesign web nya BTS LOVE YOUR SELF dong, ya ampun yang tadi nya malas ngerjain tugas eh pas ketemu ama bangtan di sini jadi semangat lagi. salam army
ReplyDelete