MAKALAH
FISIOLOGI TUMBUHAN
RESPIRASI
(GLIKOLISIS
DAN REAKSI ANTARA)
Oleh:
Kelompok 5:
1.
Ahmad Syaifudin (12222005)
2. Debi
Noviyanti (12222020)
3. Dwi
Ervi Agustina (12222029)
Dosen Pembimbing:
Fitratul Aini, M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Karbohidrat glukosa
merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di
dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik
monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan
terkonversi menjadi glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan
sebagai salah satu molekul utama bagi pembentukkan energi
di dalam tubuh. Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan menjadi
2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi penentu dari
bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan alkohol (-OH) dalam struktur
molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D dan L-Glukosa dapat
dimanfaatkan oleh sistem tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistem tubuh manusia hanya
dapat memanfaatkan D-Glukosa.
Di dalam tubuh manusia
glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam
semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat
tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati
namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood
glucose). Di dalam tubuh selain berperan sebagai bahan bakar bagi proses
metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja
otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa
kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine
triphosphate) yang merupakan molekul-molekul
dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa akan
menyediakan hampir 50-75% dari total kebutuhan energi tubuh.
Untuk dapat menghasilkan
energi, proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama
yaitu melalui proses anaerobik dan proses aerobik. Proses metabolisme secara aerobik
dan proses metabolisme aerobik akan berlangsung di dalam sitoplasma
(cytoplasm). Dalam memecah karbohidrat yang digunakan untuk menghasilkan energi
yang berfungsi sebagai metabolisme tubuh maka akan kita bahas dalam makalah mengenai
respirasi ini.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah itu respirasi?
2. Apakah itu glikolisis?
3. Bagaimana tahapan proses glikolisis pada respirasi tumbuhan?
4. Bagaimana proses reaksi antara pada respirasi tumbuhan?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Respirasi
Menurut
Dwidjoseputro (1980), fotosintesis itu suatu proses penyusunan (anabolisme atau
asimilasi) dimana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat
kimia, maka proses pernapasan itu suatu proses yang sebaliknya, yaitu suatu
proses pembongkaran (katabolisme atau disimilasi), dimana energi yang tersimpan
tadi ditimbulkan kembali untuk menyelenggarakan proses-proses kehidupan. Jika
gula heksosa diambil sebagai bahan bakar, dan pembakaran itu memerlukan oksigen
bebas, maka reaksi keseluruhannya dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 +
6H2O + 675 kal.
Bahwa energi
yang terlepas itu sungguh-sungguh
banyak, hal ini dapat dibuktikan dengan memanaskan (bukan membakar) gula sampai pada titik
ia mulai terbakar. Panas
yang timbul karenanya sangatlah hebat, dan panas itu adalah bentuk lain dari
energi. Di dalam makhluk hidup terjadi pula pembakaran gula dan macam-macam zat
organik lainnya, namun pembakaran atau oksidasi itu tidak membutuhkan api,
melainkan berlangsung dengan pertolongan enzim-enzim dan prosesnya terjadi di
dalam temperatur yang biasa. Sebagian dari energi yang timbul karenanya berupa
panas dan sebagian lagi berupa energi yang dipergunakan tumbuhan untuk
melangsungkan proses-proses pembentukan zat organik, aktivitas dalam peresapan
(osmosis), penimbunan garam-garam, pengaliran protoplasma, pembelahan sel dan
lain-lain aktivitas lagi (Dwidjoseputro, 1980).
Saat molekul terurai
menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk
energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm. Pada tumbuhan tingkat
rendah untuk memperoleh energi dengan melakukan fermentasi. Misal fermentasi alkohol
pada Saccharomyces. Di dalam proses respirasi dihasilkan senyawa antara
CO2 yang merupakan bahan dasar proses anabolisme (Irawan, 2007).
Respirasi
aerob ialah suatu proses pernapasan yang membutuhkan oksigen dari udara.
Seperti telah dituliskan di atas, maka jika 1 grammol heksosa yang menjadi
bahan bakar untuk dioksidasikan oleh 6 grammol oksigen, maka hasil akhir dari
proses itu berupa 6 grammol CO2 + 6 grammol H2O
+ 675 kal (Dwidjoseputro, 1980).
Dalam
respirasi aerob gula heksosa mengalami
pembongkaran dengan proses yang sangat
panjang. Pertama kali glukosa sebagai
bahan dasar mengalami
fosfolarisasi, yaitu proses penambahan fosfat kepada molekul-molekul
glukosa hingga menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Pada fosforilasi, ATP dan ADP memegang peranan penting sebagai pengisi fosfat. Adapun pengubahan fruktosa 1,6–difosfat hingga akhirnya menjadi
CO2 dan H2O dapat dibagi menjadi empat
tahap, yaitu glikolisis, reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif), siklus Krebs, dan transfer elektron (Irawan, 2007).
2.2 Glikolisis
Glikolisis
adalah kumpulan reaksi
yang memulai jalur
pemecahan karbohidrat pada kebanyakan jenis
sel. Reaksi yang terjadi di sitoplasma ini mengubah 1 molekul glukosa menjadi 2 piruvat, kemudian
membentuk hasil akhir berupa 2
ATP dan 2 NADH. Kata glikolisis berasal dari
bahasa Yunani yaitu “glyk” yang artinya
manis dan “lysis” (melonggarkan)
atau
menggambarkan pelepasan energi kimia dari glukosa
(Starr, 2009).
Istilah
glikolisis yang berarti pemecahan gula, diperkenalkan pada tahun 1909 untuk
maksud perombakan gula menjadi etil alkohol (etanol). Tapi sebagian besar sel
akan menghasilkan asam piruvat bukan etanol, jika mendapat aerasi secara
normal. Gula yang lazim dirombak adalah heksosa, sehingga glikolisis berarti
perombakan heksosa menjadi asam piruvat (Salisbury, 1995).
Glikolisis
yang sama juga dengan pembongkaran glukosa menjadi asam piruvat. Jalur
pembongkaran ini disebut jalur EMP atau
jalus pusat. Hal ini terjadi di sitosol
atau di matrik plastida (khusus
pd tumbuhan) (Suyitno, 2006).
A. Proses
Glikolisis
Tahap awal metabolisme konversi glukosa
menjadi energi di dalam tubuh akan berlangsung secara anaerobik melalui proses
yang dinamakan glikolisis (glycolysis).
Proses ini berlangsung dengan menggunakan bantuan 10 jenis enzim yang berfungsi sebagai katalis di dalam
sitoplasma (cytoplasm) yang terdapat pada sel eukariotik (eukaryotic
cells). Inti dari keseluruhan proses glikolisis adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa
piruvat. Pada proses glikolisis, 1 molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada rantainya
(C6H12O6) akan terpecah menjadi produk akhir
berupa 2 molekul piruvat (pyruvate) yang memiliki 3 atom karbon (C3H3O3)
(Irawan, 2007).
Proses
ini berjalan melalui beberapa tahapan reaksi yang disertai dengan terbentuknya
beberapa senyawa antara seperti glukosa
6-fosfat dan fruktosa 6-fosfat. Selain akan menghasilkan
produk akhir berupa molekul piruvat, proses glikolisis ini juga akan
menghasilkan molekul ATP serta molekul NADH (1 NADH, 3 ATP). Molekul ATP
yang terbentuk ini kemudian akan diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen
dasar sumber energi. Melalui proses glikolisis ini 4 buah molekul ATP & 2
buah molekul NADH (6 ATP) akan dihasilkan serta pada awal tahapan prosesnya
akan mengkonsumsi 2 buah molekul ATP sehingga total 8 buah ATP akan dapat
terbentuk (Irawan, 2007).
Glikolisis dimulai ketika satu molekul
glukosa memasuki suatu sel melalui protein transpor membran. Sel menginvestasi
dua ATP dalam reaksi endergonik yang memulai jalur ini. Pada reaksi pertama,
suatu enzim mentransfer 1 gugus fosfat dari ATP ke glukosa sehingga membentuk glukosa-6-fosfat. Tidak seperti glukosa,
glukosa-6-fosfat tidak melalui
transporter glukosa dalam membran plasma sehingga terjebak dalam sel. Hampir
semua glukosa yang masuk dalam sel, diubah menjadi glukosa-6-fosfat.
Fosforilasi ini menjaga kadar glukosa dalam sitoplasma lebih rendah daripada
kadar dalam cairan di luar sel. Dengan memelihara gradien konsentrasi dalam
membran plasma, sel lebih memilih untuk mengambil lebih banyak glukosa (Starr,
2009).
Glikolisis yang berlanjut
sebagai glukosa-6-fosfat, menerima satu gugus fosfat
dari ATP lain, kemudian terpisah menjadi dua. PGAL adalah singkatan dari dua produk
intermediet tiga karbon yang dihasilkan. Enzim meningkatkan
satu gugus fosfat ke tiap
PGAL, membentuk dua molekul PGA. Dalam reaksi ini, 2 elektron dan 1 ion hidrogen
dari tiap PGAL ke NAD+ sehingga 2 NADH terbentuk. Koenzim yang
tereduksi ini akan menyerahkan 2 elektron dan ion hidrogen dalam reaksi yang
mengikuti glikolisis. Satu gugus fosfat
ditransfer dari tiap PGA ke ADP sehingga dua ATP terbentuk. Koenzim yang
tereduksi ini akan menyerahkan dua elektron dan ion hidrogen dalam reaksi
yang mengikuti glikolisis (Starr, 2009).
Satu gugus fosfat ditransfer dari tiap
PGA ke ADP sehingga dua ATP terbentuk. Dua ATP lagi terbentuk ketika satu gugus
fosfat ditransfer dari tiap produk intermediet ke 2 ADP. Kedua reaksi ini
disebut fosforilasiting katsubstrat,
mentransfer satu gugus fosfat secara langsung dari substrat ke ADP. Dua ATP
yang digunakan untuk memulai reaksi
glikolisis. Total ATP yang dihasilkan adalah 4 ATP sehingga ATP netto yang dihasilkan
sebesar 2 ATP per molekul glukosa yang memasuki glikolisis. Glikolisis berakhir
dengan pembentukkan
dua molekul 3-karbon-piruvat. Produk
ini dapat memasuki reaksi tahap kedua dari reaksi aerobik atau fermentasi
(Starr, 2009).
B. Tahap-tahap
Proses Glikolisis
Menurut
Suyitno (2006), glikolisis
secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau dekomposisi. Melalui proses ini,
satu molekul glukosa sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua molekul asam
piruvat, dua molekul ATP dan dua NADH radikal membawa elektron yang dihasilkan.
Butuh bertahun-tahun penelitian melelahkan dalam biokimia yang mengungkapkan
langkah-langkah glikolisis yang membuat respirasi selular menjadi mungkin.
Berikut adalah berbagai langkah yang disajikan dalam urutan awal terjadinya
dengan glukosa sebagai bahan baku utama. Seluruh proses melibatkan sepuluh
langkah dengan produk terbentuk di setiap tahap dan setiap tahap diatur oleh
enzim yang berbeda.
Gambar 1: Skema
Proses Glikolisis (Raven, 2005).
1.
Langkah 1: Fosforilasi glukosa
Langkah
pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus fosfat). Reaksi ini
dimungkinkan oleh enzim heksokinase, yang memisahkan satu gugus fosfat dari ATP
(Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, mengubahnya
menjadi glukosa-6-fosfat. Dalam proses satu molekul ATP,
yang merupakan sumber energi tubuh, digunakan dan akan berubah menjadi ADP (adenosin difosfat), karena pemisahan satu gugus
fosfat. Seluruh reaksi dapat diringkas sebagai berikut:
Glukosa (C6H12O6)
+ ATP + Hexokinase → Glukosa 6-Phosphate (C6H11O6P1)
+ ADP.
2.
Langkah 2: Produksi Fruktosa 6-Fosfat
Langkah
kedua adalah produksi fruktosa 6-fosfat. Hal ini dimungkinkan oleh aksi dari
enzim fosfoglukoisomerase. Kerjanya pada produk dari langkah sebelumnya,
glukosa 6-fosfat dan mengubahnya menjadi fruktosa 6-fosfat yang merupakan
isomernya (isomer adalah molekul yang berbeda dengan rumus molekul yang sama
tetapi pengaturan yang berbeda dari atom). Seluruh reaksi diringkas sebagai
berikut:
Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1)
+ Fosfoglukoisomerase (Enzim) → Fruktosa 6-Fosfat (C6H11O6P1).
3.
Langkah 3: Produksi Fruktosa 1,6-difosfat
Pada
langkah berikutnya, isomer fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1,6-difosfat dengan
penambahan gugus fosfat lain. Konversi ini dimungkinkan oleh enzim
fosfofruktokinase yang memanfaatkan satu lagi ATP molekul dalam proses. Reaksi
dapat diringkas sebagai berikut:
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1)
+ fosfofruktokinase (Enzim) + ATP → Fruktosa 1,6-difosfat (C6H10O6P2).
4.
Langkah 4: Memisahkan dari Fruktosa 1,6-difosfat
Pada
langkah keempat, enzim aldolase melahirkan satu pemisahan fruktosa 1,6-difosfat menjadi dua
molekul gula yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula yang terbentuk
adalah gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi-aseton fosfat. Reaksi berjalan
sebagai berikut:
Fruktosa 1,6-difosfat (C6H10O6P2)
+ Aldolase (Enzim) → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) + Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1).
5.
Langkah 5: Interkonversi dari Dua Gula
Dihidroksiaseton
fosfat adalah molekul berumur pendek. Begitu dibuat, itu akan dikonversi
menjadi gliseraldehida fosfat oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam
totalitas, langkah keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul
gliseraldehida fosfat. Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1)
+ triose Fosfat → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1).
6.
Langkah 6: Pembentukan NADH & asam 1,3-Diphoshoglyceric
Langkah
keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH dari NAD+
(nikotinamida adenin dinukleotida) dengan menggunakan enzim fosfat
dehidrogenase triose dan kedua adalah penciptaan asam 1,3-diphoshoglyceric dari molekul fosfat dua gliseraldehida
dihasilkan pada langkah sebelumnya. Kedua reaksinya adalah sebagai berikut:
Fosfat dehidrogenase triose (enzim) + 2 NAD+ + 2 H-
→ 2NADH (reduksi nikotinamida adenin dinukleotida) + 2 H+ Triose fosfat dehidrogenase + 2
gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) +
2P (dari sitoplasma) → 2 molekul asam 1,3-difosfogliserat (C3H4O4P2).
7.
Langkah 7: Produksi ATP & Asam 3-fosfogliserat
Langkah
ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul asam
3-fosfogliserat dari reaksi phosphoglycerokinase pada dua molekul produk asam
1,3-difosfogliserat, dihasilkan dari langkah sebelumnya. Dua molekul asam
1,3-difosfogliserat (C3H4O4P2) +
2ADP phosphoglycerokinase → 2 molekul asam 3-fosfogliserat (C3H5O4P1)
+ 2ATP (Adenosin trifosfat).
8.
Langkah 8: Relokasi Atom Fosfor
Langkah
delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi dari
atom fosfor dalam asam 3-fosfogliserat dari karbon ketiga dalam rantai untuk
karbon kedua dan menciptakan 2–asam fosfogliserat. Seluruh reaksi diringkas
sebagai berikut:
2 molekul asam 3-fosfogliserat (C3H5O4P1)
+ phosphoglyceromutase (enzim) → 2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1).
9.
Langkah 9: Penghapusan Air
Enzim
enolase berperan penting dan menghilangkan sebuah molekul air dari asam
2-fosfogliserat untuk membentuk asam lain yang disebut asam fosfoenolpiruvat
(PEP). Reaksi ini mengubah kedua molekul asam 2-fosfogliserat yang terbentuk
pada langkah sebelumnya.
2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)
+ Enolase (Enzim) → 2 molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP) (C3H3O3P1)
+ 2 H2O
10.
Langkah 10: Penciptaan piruvat Asam & ATP
Langkah
ini melibatkan pembentukan dua molekul ATP bersama dengan dua molekul asam
piruvat dari aksi piruvat kinase enzim pada dua molekul asam fosfoenolpiruvat yang dihasilkan pada langkah sebelumnya.
Hal ini dimungkinkan oleh transfer atom fosfor dari asam fosfoenolpiruvat (PEP)
menjadi ADP (Adenosin trifosfat).
2 molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP)
(C3H3O3P1) + Piruvat kinase 2ADP (Enzim) → 2ATP +
2 molekul asam piruvat.
2.3 Reaksi Antara
Reaksi tahap
kedua dimulai ketika dua piruvat terbentuk dengan glikolisis yang memasuki
kompartemen dalam mitokondria. Suatu enzim memisahkan tiap molekul piruvat
tiga-karbon menjadi satu molekul CO2 dan satu gugus asetil dua
karbon. CO2 berdifusi keluar sel dan gugus asetil bergabung dengan
koenzim A (Co-A), membentuk Asetil Co-A. Elektron dan ion hidrogen yang
dilepaskan dari reaksi bergabung dengan koenzim NAD+, membentuk NADH
(Starr, 2009).
Glikolisis
menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat ini akan dioksidasi dan menghilangkan 1
dari 3 karbon pada asam piruvat (karbon hilang dalam bentuk CO2).
Reaksi ini menghasilkan fragmen berkarbon 2 yang disebut kelompok asetil dan
mengubah NAD+ menjadi NADH. Reaksinya kompleks, melibatkan 3 tahap
reaksi antara. Di akhir reaksi, kelompok asetil (fragmen berkarbon 2) bergabung
dengan kofaktor koenzim A (KoA) sehingga membentuk senyawa asetil-KoA.
Reaksinya sebagai berikut (Raven, 2005):
Gambar 2: Tahap Reaksi Antara (Raven, 2005).
Menurut Campbell
(2010), saat memasuki mitokondria melalui transpor aktif, piruvat pertama-tama
diubah menjadi senyawa yang disebut asetil koenzim A, atau asetil KoA. Langkah
ini, persambungan antara glikolisis dan siklus asam sitrat, diselesaikan oleh
suatu kompleks multi enzim
yang mengkatalis tiga reaksi:
- Gugus karboksil (-COO-) piruvat, yang telah dioksidasi sepenuhnya sehingga hanya memiliki sedikit energi kimia, disingkirkan dan dilepaskan sebagai CO2 selama respirasi.
- Fragmen berkarbon-dua yang tersisa dioksidasi, membentuk senyawa yang dinamai asetat (bentuk terionisasi dari asam asetat). Suatu enzim mentransfer elektron-elektron yang terekstraksi ke NAD+, menyimpan energi dalam bentuk NADH.
- Terakhir, koenzim A (KoA), suatu senyawa pengandung sulfur yang berasal dari vitamin B, dilekatkan ke asetat oleh suatu ikatan tidak stabil yang membuat gugus asetil (asetat yang melekat) menjadi sangat reaktif. Karena sifat kimia gugus KoA, produk penyiapan kimiawi ini, asetil KoA memiliki energi potensial yang tinggi, dengan kata lain, reaksi asetil KoA untuk menghasilkan produk-produk yang berenergi lebih rendah sangatlah eksergonik. Molekul tersebut kini siap memasukkan gugus asetilnya ke dalam siklus asam sitrat untuk dioksidasi lebih lanjut.
Reaksi
ini menghasilkan molekul NADH yang akan digunakan untuk menghasilkan ATP. Hal
yang lebih penting dari penguraian NAD+ menjadi NADH adalah
dihasilkannya asetil-KoA. Pengubahan asam piruvat menjadi asetil-KoA merupakan
persimpangan jalan untuk menuju berbagai biosintesis yang lain. Asetil-KoA yang
terbentuk kemudian memasuki siklus Krebs (Raven, 2005).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Glikolisis merupakan pembongkaran
gula heksosa dalam
respirasi aerob dengan proses yang sangat panjang. Glikolisis berlangsung dengan menggunakan bantuan 10 jenis enzim yang berfungsi
sebagai katalis di dalam sitoplasma.
Seluruh
proses glikolisis melibatkan pemecahan satu molekul glukosa dan menghasilkan 2
molekul NADH, 2 molekul ATP, 2 molekul air dari air dan 2 molekul asam piruvat.
Selanjutnya asam piruvat yang dihasilkan akan dioksidasi pada reaksi antara
(oksidasi piruvat).
Reaksi
antara menghasilkan fragmen berkarbon 2 yang disebut kelompok asetil dan
mengubah NAD+ menjadi NADH. Di akhir reaksi, kelompok asetil
(fragmen berkarbon 2) bergabung dengan kofaktor koenzim A (KoA) sehingga
membentuk senyawa asetil-KoA. Asetil-KoA yang terbentuk kemudian memasuki
siklus Krebs.
No comments:
Post a Comment