Beranda

Sunday, October 20, 2024

Tips Mudah Mengatur Nomor Halaman Berbeda di Skripsi: Romawi dan Arab!

Membuat skripsi dengan format yang rapi dan sesuai standar akademik merupakan salah satu langkah penting menuju kelulusan. Salah satu aspek yang sering membingungkan adalah pengaturan nomor halaman, terutama ketika diperlukan dua posisi nomor halaman yang berbeda, seperti:

  1. Bagian awal skripsi (judul, abstrak, daftar isi, dll.) menggunakan angka romawi kecil (i, ii, iii, dst.) di bagian bawah tengah halaman.
  2. Bagian utama skripsi (bab, subbab, dll.) menggunakan angka arab (1, 2, 3, dst.) di pojok kanan atas halaman.

Berikut ini langkah-langkah sederhana untuk mengatur dua posisi nomor halaman yang berbeda dalam satu dokumen Microsoft Word:

Saturday, February 27, 2021

Materi Pencemaran Lingkungan - Kelas 7 / 1 SMP

MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

 Pencemaran Lingkungan Hidup : Pengertian, Macam, Penyebabnya - Lingkungan  Hidup

Aktivitas manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak yang tidak baik pada lingkungan. Contohnya untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Di daerah yang padat penduduknya apabila tidak didukung oleh tempat pembuangan sampah maka sampah akan dibuang di tempat yang tidak semestinya, contohnya di sungai atau danau, hal ini akan menimbulkan pencemaran air dan tanah. Alat transportasi yang bertambah akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan pada ekosistem. Untuk itu kita harus selalu menjaga lingkungan kita (Abdiman, 2014).

 

Thursday, December 31, 2020

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan - Rumus Bunga dan Diagram Bunga (Flos)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota. Bunga merupakan sebagian dari cara reproduksi seksual yang menghasilkan biji, dan akhirnya dari bijilah diperoleh tumbuhan baru (Tjitrosomo, 1983).
Bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan adalah bunga. Dalam mendeskripsikan bunga, selain dengan kata-kata, dapat ditambahkan dengan gambar-gambar yang melukiskan bagian-bagian bunga atau berupa diagram bunga. Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya (Tjitrosoepomo, 1995).
Untuk memudahkan mengamati bagian-bagian bunga yang terdiri dari tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum),  kelopak  (calyx),  mahkota  (corolla),   benang sari (stamen), dan putik (pistillum) secara singkat dapat ditulis dengan menggunakan rumus bunga atau dengan diagram bunga untuk memudahkan kita dalam mengidentifikasi suatu bunga.

Mikrobiologi - Perhitungan Jumlah Mikroba


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut. Kehadiran mikroba pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Ada hasil metabolisme spesies mikroba tertentu pada makanan dibutuhkan dan digemari oleh manusia. Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikroba yaitu dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most Probable Number), dan hitungan cawan. Dari ketiga metode tersebut metode hitungan cawan paling banyak dan mudah digunakan (Brady, 1999).
Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antar lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count) yang menggunakan mikroskop serta ruang hitung (haemositometer) atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter (coulter counter) (Zaraswati, 2004).